Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kimia Farma menghentikan sementara distribusi produk Rapid Test Biozek. Penghentian ini menyusul hasil investigasi Tempo bersama Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP), yang menyebutkan salah satu alat uji cepat yaitu Biozek, yang didatangkan Kimia Farma dari Inzek International Trading BV di Apeldoorn, Gelderland, Belanda, diduga tidak akurat.
Hasil investigasi tersebut juga menyebutkan Biozek ternyata diproduksi di Cina oleh Hangzhou AllTest Biotech Co Ltd dan hanya dikemas ulang dengan merek Biozek oleh Inzek. Dalam keterangan resminya, Sekretaris Perusahaan Kimia Farma Ganti Winarnoy mengatakan Rapid Test Biozek itu sudah memenuhi persyaratan hukum untuk dapat diperdagangkan dan dikomersialisasikan di pasar Eropa.
"Atas pemberitaan itu, kami meminta klarifikasi kepada lnzek International Trading BV Belanda atas pemberitaan tersebut. Melakukan penghentian sementara distribusi Rapid Test sambil menunggu hasil klarifikasi dari produsen," ujar Ganti, Rabu 13 Mei 2020.
Ganti meyakini produk tersebut memenuhi syarat hukum dan mendapatkan sertifikat untuk dapat diperdagangkan dan dikomersialisasikan di pasar Eropa. Adapun, produk tersebut diklaim sudah digunakan di negara-negara maju seperti Belanda, Inggris, Portugal, Georgia, dan Saudi Arabia.
Adapun AllTest dan Inzek mengklaim alat uji cepat tersebut memiliki akurasi hingga 92,9 persen untuk mendeteksi immunoglobulin M (IgM) dan 98,6 persen untuk mendeteksi immunoglobulin G (IgG). Namun penelitian Profesor Sir John Bell dari Oxford University menunjukkan tingkat akurasi peralatan uji cepat itu jauh lebih rendah. Buntut dari penelitian ini, Inggris membatalkan pembelian jutaan alat tes asal Cina tersebut.
Berdasarkan paparan perseroan kepada anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Kimia Farma telah mengimpor sebanyak 10 ribu kotak melalui jalur special access scheme (SAS). Produk ini didistribusikan ke fasilitas layanan kesehatan, jejaring laboratorium pemeriksaan, dan dinas kesehatan provinsi kota atau kabupaten.
"Rapid test Biozek adalah jenis rapid test IVD antibody yang hanya digunakan untuk screening test. Untuk itu, diperlukan pengujian lebih lanjut untuk penegakan diagnosa melalui metode polymerase chain reaction (PCR) test," ujar Ganti.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sekretaris Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Arianti Anaya enggan mengomentari lebih lanjut soal rapid test Biozek yang diragukan akurasinya. "Masih banyak rapid test lain," ujar Arianti.
Adapun Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menolak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Tempo terkait kabar rendahnya akurasi rapid test Biozek yang diimpor Kimia Farma. Ia mengatakan hanya akan bersedia memberikan tanggapan apabila sudah ada hasil uji klinis alat tersebut tidak efektif digunakan di Indonesia.
"Saya berkenan diwawancarai apabila sudah ada bukti klinis atau hasil laboratorium bahwa alat tersebut tidak akurat," kata Arya.
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan belum mengetahui secara detail soal kabar rendahnya akurasi rapid test Biozek. Namun, Wiku menuturkan pada dasarnya penggunaan alat tes cepat yang beredar di pasaran seharusnya diuji petik terlebih dahulu oleh Kemenkes. Seharusnya, kata Wiku, alat tes tersebut bisa diuji di rumah sakit yang menangani Covid-19.
"Secara umum, semua materi alat tes itu harus dicek secara uji petik untuk mengetahui kualitasnya," ujar Wiku.
Wiku berujar Gugus Tugas sudah memberikan daftar rekomendasi rapid test yang bisa digunakan, sehingga bisa memenuhi kebutuhan dari produk lain. Jika memang rapid test Biozek tidak akurat, Wiku mengatakan seharusnya alat tersebut tidak bisa dipakai. Menurut dia, tidak menutup kemungkinan jika rapid test Biozek tidak efektif, maka distribusi produknya akan ditarik.
"Tetapi, ini perlu dibuktikan terlebih dahulu. Kami pastikan semua yang beredar semua sudah diuji efektivitasnya," ujar Wiku.
LARISSA HUDA | VINDRY FLORENTIN | MAJALAH TEMPO
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini