Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Pertumbuhan kinerja pembentukan modal tetap bruto melambat pada kuartal I 2023.
Perlambatan pertumbuhan PMTB disebabkan turunnya penjualan semen.
Prospek investasi ke depan berpotensi makin lemah lantaran faktor global.
JAKARTA – Kendati melampaui ekspektasi pasar, ekonomi Indonesia dianggap masih tumbuh di bawah kinerja ideal. Salah satu komponen penopang pertumbuhan ekonomi yang kinerjanya menuai sorotan adalah pembentukan modal tetap bruto (PMTB) alias investasi fisik.Â
Pertumbuhan kinerja PMTB pada kuartal I 2023 hanya sebesar 2,11 persen secara tahunan atau lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu, yang sebesar 4,08 persen. Pertumbuhan PMTB itu pun lebih rendah dibanding pada kuartal IV 2022 yang sebesar 3,33 persen.
"Data ini berbanding terbalik dengan klaim realisasi investasi pemerintah yang naik pesat," kata Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, kepada Tempo, kemarin, 5 Mei 2023. Pada akhir April lalu, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan realisasi penanaman modal pada kuartal I 2023 mencapai Rp 328,9 triliun. Jumlah itu naik 16,5 persen dibanding pada periode yang sama tahun lalu.Â
Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan PMTB yang cukup dalam secara tahunan maupun kuartalan itu salah satunya disebabkan penurunan penjualan semen di dalam negeri sebesar 6,3 persen pada kuartal I 2023. Di sisi lain, belanja modal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk gedung serta bangunan juga turun 0,54 persen.Â
Sedangkan kelompok barang modal yang masih menopang pertumbuhan PMTB, antara lain, adalah jenis kendaraan yang tumbuh 24,09 persen secara tahunan, mesin dan perlengkapan 4,62 persen, serta produk kekayaan intelektual 5,06 persen.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo