Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Panen Raya Petani di Jawa Barat Meningkat 12,3 Ton Padi per Hektare

Panen raya petani di Desa Sukamandi, Subang, Jawa Barat meningkat hingga menghasilkan sebanyak 12,3 ton padi per hektare.

9 September 2023 | 08.46 WIB

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta seluruh kepala daerah untuk ikut mengawal panen raya padi yang akan berlangsung pada Maret mendatang.
Perbesar
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta seluruh kepala daerah untuk ikut mengawal panen raya padi yang akan berlangsung pada Maret mendatang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Panen raya petani di Desa Sukamandi, Subang, Jawa Barat meningkat hingga menghasilkan sebanyak 12,3 ton padi per hektare dari lahan pertanian seluas 121 hektare di daerah setempat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Realisasi panen raya yang berlangsung tersebut didapatkan setelah petani diberikan pendampingan pemanfaatan teknologi “modern smart farming” dari anggota holding BUMN Pangan ID FOOD, PT Sang Hyang Seri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Sebelum panen raya, PT Sang Hyang Seri memberi pelatihan bagi petani mitra, penggunaan teknologi modern smart farming, untuk meningkatkan hasil panen," kata Direktur Utama PT Sang Hyang Seri Adhi Cahyono Nugroho dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat, 8 September 2023.

Adhi menjelaskan, padi sebanyak 12,3 ton per-hektare tersebut merupakan jumlah panen tertinggi yang dihasilkan petani dari lahan yang mereka garap.

Perusahan mencatat, sebelumnya jumlah rata-rata produktivitas panen dari lahan pertanian seluas 121 hektare itu mencapai 6,5 ton padi per-hektare.

Selanjutnya: “Panen raya tersebut dilakukan secara bertahap...."

“Panen raya tersebut dilakukan secara bertahap karena total lahan pertanian yang ada di daerah Sukamandi, yaitu seluas 3.156 hektare,” kata Adhi.

Selain berhasil melakukan peningkatan hasil panen, Adhi menegaskan, perusahaan menerapkan skema pembayaran adil (fair price) dan pembayaran tepat waktu (real-time).

Menurut Adhi, skema tersebut diterapkan supaya menghilangkan peran tengkulak dalam rantai pasok pascapanen, sehingga dapat memberi dampak baik bagi petani yang menjadi mitra perusahaan.

"Perusahaan terus berupaya meningkatkan kualitas produksi untuk pemenuhan kebutuhan pangan nasional, sekaligus mendukung kesejahteraan petani," kata dia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus