Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Nusa Dua - Peneliti minyak nabati global dari Oil World, Thomas Mielke, memproyeksikan produksi kelapa sawit dunia akan mengalami penurunan selama 10 tahun ke depan, dengan rata-rata hanya 1,7 juta ton per tahun hingga 2030.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Dengan perkiraan yang ada ini, diperkirakan akan teradi defisit produksi global pada tahun 2024, maka diprediksi akan terjadi kenaikan harga minyak nabati,” kata Mielke dalam acara IPOC 2023, di Nusa Dua, Bali, Jumat, 3 November 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Hal ini, kata Mielke, berbeda jika dibandingkan dengan kondisi sebelumnya, yakni periode 2010–2020 di mana kenaikan produksi rata-rata mencapai 2,9 juta ton. “Fluktuasi harga yang tidak terduga sangat mungkin terjadi mengingat dalam tiga tahun terakhir pasar memberikan reaksi yang luar biasa besar terkait perubahan gangguan pasokan,” tuturnya.
Menurut Mielke, sebanyak 20 persen kebutuhan oils dan fats dunia digunakan untuk sektor energi terbarukan, seperti biodiesel. Sisanya, digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan maupun yang lain. “Produksi biodiesel pada tahun 2023 mengalami kenaikan hingga 57 juta ton. Sebanyak 10,5 juta ton di antaranya adalah produksi biodiesel Indonesia,” kata dia.
Hal senada diungkapkan CEO dan Founder transgraph, Nagaraj Meda. Menurutnya, peningkatan konsumsi industri minyak nabati secara global didorong oleh Amerika Serikat dan Indonesia.
Kebijakan Indonesia untuk melanjutkan implementasi biodiesel B35 dan akan ditingkatkan menjadi B40 pada tahun 2024 akan meningkatkan konsumsi minyak kelapa sawit hingga 12,45 juta metrik ton.
Begitu pula dengan peningkatan investasi terhadap energi terbarukan. Ini juga akan meningkatkan konsumsi minyak nabati di Amerika Serikat.
“Saya kira pemerintah Indonesia harus memikirkan kembali rencana implementasi B40 di tengah tren produksi yang menurun dan lebih fokus pada pendanaan program peremajaan kebun untuk meningkatkan produksi nasional,” kata Meda dalam acara yang sama.
Pilihan Editor: Jumlah Penumpang Capai 18 Ribu Orang pada Sabtu, KCIC Tambah 4 Perjalanan Kereta Cepat Whoosh