Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Peneliti: Penurunan Produksi Kelapa Sawit Bikin Harga Minyak Nabati Dunia Naik

Peneliti Minyak Nabati Global, Thomas Mielke, memprediksi penutunan produksi kelapa sawit dunia akan memengaruhi kenaikan harga minyak nabati.

5 November 2023 | 11.10 WIB

Sunarno, 49 tahun, menurunkan tandan buah segar kelapa sawit saat panen di perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kampar, di provinsi Riau, 26 April 2022. Kini, pemerintah melarang ekspor untuk semua produk crude palm oil, red palm oil (RPO), RBD palm olein, pome, dan use cooking oil. REUTERS/Willy Kurniawan
Perbesar
Sunarno, 49 tahun, menurunkan tandan buah segar kelapa sawit saat panen di perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kampar, di provinsi Riau, 26 April 2022. Kini, pemerintah melarang ekspor untuk semua produk crude palm oil, red palm oil (RPO), RBD palm olein, pome, dan use cooking oil. REUTERS/Willy Kurniawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Nusa Dua - Peneliti minyak nabati global dari Oil World, Thomas Mielke, memproyeksikan produksi kelapa sawit dunia akan mengalami penurunan selama 10 tahun ke depan, dengan rata-rata hanya 1,7 juta ton per tahun hingga 2030.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Dengan perkiraan yang ada ini, diperkirakan akan teradi defisit produksi global pada tahun 2024, maka diprediksi akan terjadi kenaikan harga minyak nabati,” kata Mielke dalam acara IPOC 2023, di Nusa Dua, Bali, Jumat, 3 November 2023. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hal ini, kata Mielke, berbeda jika dibandingkan dengan kondisi sebelumnya, yakni periode 2010–2020 di mana kenaikan produksi rata-rata mencapai 2,9 juta ton. “Fluktuasi harga yang tidak terduga sangat mungkin terjadi mengingat dalam tiga tahun terakhir pasar memberikan reaksi yang luar biasa besar terkait perubahan gangguan pasokan,” tuturnya. 

Menurut Mielke, sebanyak 20 persen kebutuhan oils dan fats dunia digunakan untuk sektor energi terbarukan, seperti biodiesel. Sisanya, digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan maupun yang lain. “Produksi biodiesel pada tahun 2023 mengalami kenaikan hingga 57 juta ton. Sebanyak 10,5 juta ton di antaranya adalah produksi biodiesel Indonesia,” kata dia.

Hal senada diungkapkan CEO dan Founder transgraph, Nagaraj Meda. Menurutnya, peningkatan konsumsi industri minyak nabati secara global didorong oleh Amerika Serikat dan Indonesia. 

Kebijakan Indonesia untuk melanjutkan implementasi biodiesel B35 dan akan ditingkatkan menjadi B40 pada tahun 2024 akan meningkatkan konsumsi minyak kelapa sawit hingga 12,45 juta metrik ton. 

Begitu pula dengan peningkatan investasi terhadap energi terbarukan. Ini juga akan meningkatkan konsumsi minyak nabati di Amerika Serikat. 

“Saya kira pemerintah Indonesia harus memikirkan kembali rencana implementasi B40 di tengah tren produksi yang menurun dan lebih fokus pada pendanaan program peremajaan kebun untuk meningkatkan produksi nasional,” kata Meda dalam acara yang sama. 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus