Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Facebook memastikan tidak ada data pengguna Indonesia yang terlibat dalam kasus penyalahgunaan data oleh Cambridge Analytica. Perusahaan analisis data asal Inggris itu telah menggunakan informasi pengguna Facebook terkait dengan pemilihan Presiden Amerika Serikat pada 2017.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dirjen Aptika Semuel Abrijani Pangerapan menuturkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menerima surat berisi laporan investigasi awal yang dilakukan Facebook. Dalam laporan tersebut, Facebook menyatakan, dalam investigasi, tak ada satu pun nama pengguna dari Indonesia terambil oleh Cambridge Analytica.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Indonesia tidak (terdampak),” tuturnya saat berjumpa awak media di kantor Kominfo, Jakarta, Selasa, 10 Juli 2018.
Hasil investigasi awal, Facebook menyatakan jumlah data pengguna yang terdampak di seluruh dunia ternyata bukan 87 juta, melainkan hanya 30 juta dan semuanya berasal dari pengguna yang ada di Amerika Serikat saja.
Semuel menuturkan data yang masuk ke Cambridge Analytica merupakan data yang diberikan atas persetujuan para pengguna Facebook saat mereka mengakses aplikasi ThisIsMyDigitalLife yang dibuat oleh Alexander Kogan atau perusahaannya, Global Science.
Jadi, menurut investigasi awal Facebook, tak ada pelanggaran keamanan data yang dilakukan oleh platform besutan Mark Zuckerberg tersebut. Pun, Facebook tidak pernah membuka akses atas data teman pengunduh aplikasi.
“Memang di media sosial segala sesuatu itu ada di kita, makanya harus hati-hati. Kalau memang kita kebuka, ya kita kebuka,” ujar Semuel.
Sebelumnya, dalam data yang dirilis Chief Technology Officer Mike Schroepfer pada awal April lalu, Facebook mengungkapkan ada sekitar 87 juta data pengguna yang terkait dengan kasus Cambridge Analytica, dan sebanyak 1,3 persen atau sekitar 1,09 juta di antaranya merupakan data pengguna Facebook di Indonesia.
Facebook berkali-kali menghadap Kominfo, bahkan juga pernah dipanggil oleh Komisi I DPR RI. Adapun pihak Facebook menjanjikan akan terus mengabarkan perkembangan terbaru kasus Cambridge Analytica.