Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Program Hilirisasi Tambang Akan Dorong PDB RI, Berikut Kajian Ekonom

Kepala Ekonomi HSBC Global Research Pranjul Bhandari mengatakan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia bisa tumbuh mencapai 5,8 persen pada 2028. Apa sebabnya?

26 Mei 2023 | 17.50 WIB

Ekskavator memuat bijih nikel mentah ke dalam dump truck di lokasi penambangan nikel milik PT Vale di Sorowako, provinsi Sulawesi Selatan, 29 Maret 2023. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Perbesar
Ekskavator memuat bijih nikel mentah ke dalam dump truck di lokasi penambangan nikel milik PT Vale di Sorowako, provinsi Sulawesi Selatan, 29 Maret 2023. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonomi HSBC Global Research Pranjul Bhandari mengatakan hilirisasi hasil tambang akan meningkatkan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia. Saat ini pemerintah menggencarkan hilirisasi bauksit, tembaga dan nikel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Dia memproyeksikan PDB Indonesia tumbuh 5,8 persen pada 2028 karena didorong program hilirisasi. Bagaimana hitungannya?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bhandari menyampaikan, Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia. Selain itu, kebijakan pemerintah juga sangat membantu hilirisasi. 

"Larangan ekspor bijih nikel telah memicu investasi domestik di smelter dan rantai nilai kendaraan listrik (electric vehicle/EV). Manufaktur bernilai tambah dan ekspor logam olahan telah meningkat. Harapannya, seiring berjalannya waktu, potensi pertumbuhan juga meningkat," kata Bhandari dalam acara media briefing di Jakarta pada Jumat, 26 Mei 2023.

Dia melanjutkan, pihaknya memperkirakan sebagian hasil pertumbuhan dari pelepasan bijih menjadi logam olahan telah tercapai. Realisasi investasi asing senilai USD 30 miliar di sektor ini, lanjut dia, kemungkinan telah meningkatkan pertumbuhan sebesar 0,15 persen poin (ppt). 

"Potensi pertumbuhan tahunan Indonesia saat ini mencapai 5,3 persen. Lebih banyak hasil pertumbuhan untuk lima tahun lebih ke depan mengintai di tikungan," ujar Bhandari. 

Selanjutnya: Hitungan Bhandari atas dampak hilirisasi tiga komoditas

Lebih lanjut, dia mengatakan pihaknya menemukan bahwa niat investasi tambahan USD 30 miliar dalam hilirisasi selama lima tahun ke depan dapat meningkatkan pertumbuhan sebesar 0,15 ppt lagi. Bhandari menilai, pemerintah bermaksud memperpanjang larangan ekspor bijih ke bauksit dan tembaga, meskipun pembayarannya mungkin tidak ada seefektif dalam kasus nikel. 

Jika sekitar setengah dari ekspor bijih tersebut dialihkan ke logam olahan, pertumbuhan PDB bisa lebih tinggi sebesar 0,1 ppt. Akhirnya, kata dia, terbentuklah ekosistem kendaraan listrik. Jika menyatukan niat investasi keseluruhan pada baterai dan mobil listrik, pihaknya memperkirakan hasil pertumbuhan sebesar 0,2 ppt. 

"Menambahkan ketiga sumber tersebut, kami yakin pertumbuhan PDB akan meningkat sebesar 0,5 ppt menjadi 5,8 persen pada tahun 2028," kata Bhandari.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, sebelumnya bertemu Menteri Negara Inggris pada Departemen Bisnis dan Perdagangan, Nusrat Ghani. Keduanya berdiskusi mengenai peluang investasi hilirisasi di sektor mineral kritis dan pengembangan baterai listrik, serta tentang investasi energi baru terbarukan (EBT). 

Bahlil bertemu dengan Nusrat. Menteri Investasi tersebut didampingi Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins, serta sejumlah pejabat Kementerian Investasi/BKPM.

“Kami ingin mengundang investor dari luar untuk membangun industri di sini, produknya diekspor, dan lingkungan tetap dijaga. Kami ingin menjelaskan hilirisasi yang menerapkan prinsip ramah lingkungan untuk mencapai net zero emission. Bagaimana kalau menggunakan teknologi dari Inggris? Kita kombinasikan dengan bahan baku dari Indonesia,” kata Bahlil dalam keterangan di Jakarta, Rabu 24 Mei 2023.

AMELIA RAHIMA SARI | ANTARA

Pilihan Editor: Kontribusi Industri Kulit dan Alas Kaki Terhadap PDB Nasional Tercatat Naik

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Amelia Rahima Sari

Alumnus Antropologi Universitas Airlangga ini mengawali karire jurnalistik di Tempo sejak 2021 lewat program magang plus selama setahun. Amel, begitu ia disapa, kembali ke Tempo pada 2023 sebagai reporter. Pernah meliput isu ekonomi bisnis, politik, dan kini tengah menjadi awak redaksi hukum kriminal. Ia menjadi juara 1 lomba menulis artikel antropologi Universitas Udayana pada 2020. Artikel yang menjuarai ajang tersebut lalu terbit di buku "Rekam Jejak Budaya Rempah di Nusantara".

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus