Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Rupiah Menguat 65 Poin, Ditutup di Level Rp 16.561 per Dolar AS

Dolar AS melemah imbas kesepakatan dagang Amerika Serikat dan Cina.

14 Mei 2025 | 19.25 WIB

Uang pecahan dolar Amerika Serikat dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, 3 Februari 2025. Rupiah ditutup melemah ke posisi Rp16.448 per dolar Amerika Serikat pada perdagangan awal pekan hari ini 3 Februari 2025. Tempo/Martin Yogi Pardamean
Perbesar
Uang pecahan dolar Amerika Serikat dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, 3 Februari 2025. Rupiah ditutup melemah ke posisi Rp16.448 per dolar Amerika Serikat pada perdagangan awal pekan hari ini 3 Februari 2025. Tempo/Martin Yogi Pardamean

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Rupiah ditutup menguat 65 poin di level Rp 16.561 per dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Rabu, 14 Mei 2025. Dalam perdagangan sebelumnya, rupiah berada di level Rp 16.626 per dolar AS.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Menurut analis mata uang Ibrahim Assuaibi, pergerakan kurs rupiah hari ini salah satunya dipengaruhi oleh inflasi indeks harga konsumen Amerika Serikat yang lebih rendah dari perkiraan. “(Ini) meredakan beberapa kekhawatiran tentang dampak tarif perdagangan Amerika Serikat,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulis pada Rabu, 14 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesepakatan antara Amerika Serikat dan Cina untuk menurunkan tarif terhadap satu sama lain selama 90 hari ke depan juga meredakan kekhawatiran akan resesi global. Amerika Serikat akan mengurangi tarif terhadap Cina dari yang tadinya 145 persen menjadi 30 persen. Sedangkan Cina akan mengurangi tarif balasan dari 125 persen menjadi 10 persen.

Dari dalam negeri, Ibrahim menyoroti kinerja penjualan eceran yang diperkirakan turun pada April 2025 dan diproyeksikan terus melemah sampai Juni dan September 2025. Adapun Indeks Penjualan Riil (IPR) pada April 2025 diperkirakan mencapai 231,1, lebih rendah 2,2 persen secara tahunan. Hal ini, kata Ibrahim, mengindikasikan bahwa daya beli masyarakat akan terus melemah.

Selain itu, neraca perdagangan Indonesia diproyeksikan masih akan kembali surplus pada April 2025, meski nilainya menurun. “Artinya, tren surplus neraca dagang Indonesia masih akan berlanjut hingga 60 bulan secara beruntun,” ucap Direktur PT Laba Forexindo Berjangka itu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus