Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Surplus Neraca Perdagangan Mei Tumbuh Tipis, Sri Mulyani Waspadai Tren Melemahnya Ekspor

Sri Mulyani mengatakan ekspor dan impor dalam hal ini di Indonesia kembali menguat dan neraca perdagangan masih menunjukkan surplus.

26 Juni 2023 | 13.07 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara berbincang saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 12 Juni 2023. Rapat tersebut membahas pengantar rencana kerja anggaran (RKA) dan rencana kerja Pemerintah (RKP) Kementerian Keuangan tahun 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
Perbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara berbincang saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 12 Juni 2023. Rapat tersebut membahas pengantar rencana kerja anggaran (RKA) dan rencana kerja Pemerintah (RKP) Kementerian Keuangan tahun 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan kondisi ekspor dan impor di Indonesia pada periode Mei 2023. “Kita lihat ekspor dan impor dalam hal ini di Indonesia kembali menguat dan neraca perdagangan kita masih menunjukkan surplus,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual APBN Kita Edisi Juni 2023, pada Senin, 27 Juni 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Pada Mei 2023, kata Sri Mulyani, ekspor mencatatkan nilai US$ 21,71 miliar atau tumbuh 0,96 persen Year on Year (YoY). Sementara dari sisi impor nilainya US$ 21,28 miliar atau tumbuh 14,35 persen YoY. Neraca perdagangan pada Mei dengan impor yang melonjak dan ekspor yang tumbuh tipis itu menujukan surplus US$ 0,44 miliar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut bendahara negara, memang ini adalah surplus neraca perdagangan yang cukup tipis. Namun secara akumulasi Januari-Mei 2023 surplus dari neraca perdagangan mencapai US$ 16,5 miliar. “Ini adalah suatu hal yang cukup positif namun kita waspadai dengan tren melemahnya ekspor,” tutur Sri Mulyani.

Sementara pada April 2023 neraca perdagangan mencatatkan surplus senilai US$ 3,94 miliar. Surplus tersebut terdiri atas surplus nonmigas  sebesar US$ 5,64 miliar dan defisit migas sebesar US$ 1,70  miliar. Surplus April ini melanjutkan tren surplus secara beruntun dalam tiga tahun terakhir sejak Mei 2020.

“Meskipun menghadapi libur panjang Lebaran, neraca perdagangan Indonesia April 2023 tetap membukukan surplus. Surplus perdagangan ini menguat jika dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya,” kata Mendag Zulkifli Hasan alias Zulhas yang tengah melakukan kunjungan kerja ke Mesir bulan lalu.

Perdagangan dengan India menjadi penyumbang surplus terbesar 

Menurut Zulhas, aktivitas perdagangan dengan India menjadi penyumbang surplus terbesar pada bulan April 2023 dengan nilai mencapai US$ 0,98 miliar. Negara mitra dagang lainnya yang  menyumbang surplus perdagangan terbesar antara lain Amerika Serikat mencatatkan surplus sebesar US$ 0,69 miliar dan Filipina  sebesar US$ 0,66 miliar. 

Sementara, negara mitra yang menghasilkan defisit di antaranya Singapura sebesar US$ 0,45 miliar, Australia (US$ 0,43 miliar), dan Thailand (US$ 0,19 miliar). Secara kumulatif, neraca perdagangan  Indonesia periode Januari—April 2023 mengalami surplus US$ 16,05  miliar. 

Surplus periode ini terdiri atas surplus nonmigas sebesar US$ 22,06 miliar dan defisit migas sebesar US$ 6,01 miliar. Ekspor turun saat Lebaran pada April 2023, nilai total ekspor Indonesia tercatat sebesar US$ 19,29 miliar, turun 17,62 persen dibanding bulan sebelumnya (MoM). 

Penurunan disebabkan oleh melemahnya ekspor migas sebesar 5,95 persen maupun ekspor nonmigas sebesar 18,33 persen. “Penurunan nilai ekspor pada April 2023 diantaranya disebabkan pola musiman yakni adanya momentum libur Lebaran serta penurunan harga beberapa komoditas seperti gas alam, bijih besi, tembaga, seng, dan palm kernel oil,” kata Mendag Zulkifli Hasan.

M. Khory Alfarizi

Alumnus Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat. Bergabung di Tempo pada 2018 setelah mengikuti Kursus Jurnalis Intensif di Tempo Institute. Meliput berbagai isu, mulai dari teknologi, sains, olahraga, politik hingga ekonomi. Kini fokus pada isu hukum dan kriminalitas.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus