Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Panitia Harian Pertemuan Tahunan IMF - World Bank 2018 menyebutkan persiapan penyelenggaraan pertemuan tahunan di Nusa Dua, Bali, telah mencapai 96 persen per 28 September 2018. Ketua Panitia Pelaksana Harian Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Susiwijono dalam temu media di Jakarta, Senin, 1 Oktober 2018 menjelaskan sisa empat persen persiapan yang belum diselesaikan yaitu menyangkut teknologi informasi komunikasi, audio video, dan ruangan kantor.
Baca juga: Fadli Zon: Pertemuan IMF-Bank Dunia Tidak Penting dan Mubazir
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Kami mengejar penyelesaian dari konversi kamar hotel menjadi ruangan kantor yang sudah berjalan dua minggu ini," ujar Susiwijono.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Total alokasi jumlah ruangan kantor yang dikonversi menjadi kamar hotel sebanyak 597 ruangan yang tersebar di tiga hotel, yaitu Westin sebanyak 467 ruang, Bali Nusa Dua Hotel 88 dan Grand Whiz 44.
Jumlah ruangan kantor yang sudah disewa negara peserta 148 dari 154 alokasi ruangan yang disewakan. Sedangkan sisanya 443 ruangan digunakan sebagai kantor oleh pihak IMF, Bank Dunia, dan panitia nasional.
Sementara itu, data registrasi peserta yang masuk ke sistem Meetings Team Secretariat IMF-WB tercatat sebanyak 11.093 orang. Data registasi yang masuk ke sistem Pemerintah RI 13.942 orang dan baru disetujui 10.443 orang.
Sidang Tahunan IMF - World Bank dilaksanakan pada 8 hingga 14 Oktober 2018 dengan mempertemukan pemerintah dari 189 negara dan pihak nonpemerintah.
Acara utama dari pertemuan tersebut akan digelar pada 12 dan 13 Oktober 2018, antara lain Development Committe, pertemuan IMF Committe, dan pertemuan antarmenteri keuangan dan gubernur bank sentral negara G-20.
Pekan lalu, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon menilai penyelenggaraan pertemuan rutin IMF - Wolrd Bank tidak penting dan mubazir. Dia meminta pemerintah menundanya.
"Yang jelas kita sudah atau akan keluarkan anggaran minimal satu triliun karena ada APBN Rp 850 miliar, serta ada dari Bank Indonesia dan instansi lain, jumlahnya mungkin di atas satu triliun," ujar Fadli di Kompleks Parlemen Jakarta, Jumat, 28 September 2018.
Fadli berujar dana sebesar itu lebih baik bila dipergunakan untuk kepentingan lain, misalnya untuk para korban gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat. "Itu lebih lebih bermanfaat, lagi pula acara itu hasilnya enggak akan ada apa-apa kecuali janji."
ANTARA