Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Tiga Bank di Amerika Kolaps, Gubernur BI: Model Bisnis Tak Stabil, Sangat Rentan

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan penyebab kebangkrutan yang terjadi pada tiga bank di Amerika Serikat yaitu Silicon Valley Bank, Silvergate Bank dan Signature Bank.

17 Maret 2023 | 07.30 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan saat konferensi pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Selasa, 31 Januari 2023. International Monetary Fund (IMF) menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global di 2023 yang semula 2,7 persen menjadi 2,9 persen. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan saat konferensi pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Selasa, 31 Januari 2023. International Monetary Fund (IMF) menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global di 2023 yang semula 2,7 persen menjadi 2,9 persen. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia atau Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan penyebab kebangkrutan yang terjadi pada tiga bank di Amerika Serikat yaitu Silicon Valley Bank, Silvergate Bank dan Signature Bank. Menurut dia, tiga bank tersebut memiliki model bisnis yang tidak stabil dan sangat rentan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

“Kenapa? Deposit fundingnya terkonsentrasi pada deposan-deposan besar. Konsentrasi of funding yang 93 persen itu adalah deposan besar,” ujar dia dalam konferensi pers virtual pada Kamis, 16 Maret 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu, deposannya dalam klaster yang sama yaitu berkaitan dengan startup maupun financial technology company yang memiliki karakteristik sama. “Ini rentan terhadap funding,” ucap Perry.

Sementara dari sisi asetnya, dia melanjutkan, penempatan dananya memang sebagian besar dalam surat-surat berharga khususnya pemerintah. Memang risiko kredit dan gagal bayarnya karena ini surat berharga pemerintah, kelihatannya rendah.

Namun, kata Perry, yang menjadi risiko adalah valuasi. Karena surat-surat berharga yang dimiliki oleh bank ini sebagian besar adalah available for sale (AFS). Sehingga terkena mark-to-market—melonggarkan aturan acuan harga pasar—valuasi. “Sebagian kecil bahkan sangat kecil yang how to maturity,” kata dia.

Selanjutnya: Cerita para nasabah SVB menarik uangnya secara bersamaan

Sehingga kenapa terjadi loss di dalam sekurities valuation, karena suku bunga Fed Fund Rate dan US Tresury naik, lalu harga obligasi pemerintah turun, kemudian negatif valuasi dari surat-surat berharganya. Negatif valuasi ini yang kemudian menggerogoti modalnya. 

“Barangnya (surat berharga pemerintah) sebenarnya aman tapi karena available for sale makanya mark-to-market loss, dan itu menggerogoti modal,” ucap Perry.

Dia mencontohkan Silicon Valley Bank yang ingin menambah modal melalui penawaran saham perdana atau IPO yang memunculkan pertanyaan. Kemudian, Perry berujar, rencana IPO itu gagal, yang kemudian menjadi rumor bagi para deposan. Lalu, banyak deposan yang secara spontan ingin menarik dananya dan terjadi laj bank runs—keadaan di mana nasabah bank melakukan penarikan uang besar-besaran.

“Itulah yang terjadi pada Jumat sepekan lalu dengan cepat,” tutur Perry. “Kemudian, pada Jumat malam, Sabtu, dan Ahad, pemerintah Amerika bergerak cepat melalui Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC), untuk mengambil alih bank tersebut.”

Pilihan editor: Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di 5,75 Persen

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

M. Khory Alfarizi

Alumnus Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat. Bergabung di Tempo pada 2018 setelah mengikuti Kursus Jurnalis Intensif di Tempo Institute. Meliput berbagai isu, mulai dari teknologi, sains, olahraga, politik hingga ekonomi. Kini fokus pada isu hukum dan kriminalitas.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus