Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Penurunan impor mengindikasikan pelemahan sektor manufaktur.
Pemerintah diminta mewaspadai berlanjutnya penurunan nilai impor.
Kementerian Perindustrian menyebut industri tekstil tertekan oleh produk impor.
JAKARTA — Kendati neraca perdagangan mencatatkan kenaikan surplus pada Juni 2023, sejumlah ekonom meminta pemerintah mewaspadai penurunan signifikan yang terjadi pada impor Indonesia. Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan pada Juni sebesar US$ 3,45 miliar disebabkan oleh penurunan impor yang jauh lebih dalam dibanding penurunan ekspor.
Ekspor Indonesia tercatat US$ 20,61 miliar pada Juni lalu. Angka tersebut turun 5,08 persen dibanding pada bulan sebelumnya dan 21,18 persen dibanding pada periode yang sama tahun lalu. Adapun nilai impor Indonesia pada bulan yang sama hanya US$ 17,15 miliar—turun 19,4 persen dibanding pada Mei 2023 dan turun 18,35 persen dibanding pada Juni 2022.
"Ekonomi kita sedang tidak baik-baik saja. Kalau impor turun, artinya industri kita sedang lesu," ujar Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listyanto, kepada awak media, kemarin. Musababnya, selama ini Indonesia cukup banyak disumbang dari barang-barang kebutuhan industri.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo