Foto

Wajah Irak yang Dilanda Kekeringan Ekstrem

3 Desember 2022 | 13.00 WIB

https://statik.tempo.co/data/2022/12/03/id_1162493/1162493_720.jpg
Perbesar
Foto 1 dari 6

Sebuah perahu tergeletak di tepi sungai Efrat yang kering, dekat Qere Qozaq yang dikendalikan oleh Pasukan Demokratik Suriah pimpinan Kurdi, Suriah, 16 Oktober 2022. Di Suriah, ketinggian air di bendungan di Sungai Efrat turun hingga 5 meter, menyusut waduk dan meninggalkan petani berjuang untuk mengakses cadangan air yang tersisa. REUTERS/Orhan Qereman

https://statik.tempo.co/data/2022/12/03/id_1162494/1162494_720.jpg
Perbesar
Foto 2 dari 6

Tengkorak seekor keledai yang mati karena kekurangan makanan dan air tergeletak di tanah di desa Al-Bu Hussain yang terletak di tepi bekas kanal yang telah mengering, di Diwaniya, Irak 20 Oktober 2022." Perubahan iklim adalah kenyataan di Irak," kata misi PBB di Irak, menambahkan bahwa negara itu adalah yang paling rentan kelima di dunia terhadap dampak pemanasan global karena kenaikan suhu, curah hujan yang lebih rendah, salinitas, dan badai debu. "Penggurunan sekarang mengancam hampir 40 persen wilayah negara kita - negara yang pernah menjadi salah satu yang paling subur dan produktif di kawasan itu," kata Presiden Irak Abdul Latif Rashid pada KTT iklim di Mesir pekan lalu. REUTERS/Alaa Al-Marjani

https://statik.tempo.co/data/2022/12/03/id_1162495/1162495_720.jpg
Perbesar
Foto 3 dari 6

Residu garam terlihat di tanah pertanian yang gersang di Provinsi al-Muthanna, Irak, 11 Oktober 2022. "Perubahan iklim adalah kenyataan di Irak," kata misi PBB di Irak, seraya menambahkan bahwa negara itu adalah negara paling rentan kelima di dunia terhadap dampak dari pemanasan global karena kenaikan suhu, curah hujan yang lebih rendah, salinitas, dan badai debu. "Penggurunan sekarang mengancam hampir 40 persen wilayah negara kita - negara yang pernah menjadi salah satu yang paling subur dan produktif di kawasan itu," kata Presiden Irak Abdul Latif Rashid pada KTT iklim di Mesir pekan lalu. REUTERS/Alaa Al-Marjani

https://statik.tempo.co/data/2022/12/03/id_1162496/1162496_720.jpg
Perbesar
Foto 4 dari 6

Seorang perempuan mengumpulkan air dari tangki air yang disimpan di luar rumahnya di desa Al-Bouzayyat, yang terletak di tepi bekas kanal yang mengering, di Diwaniya, Irak, 11 Oktober 2022. "Perubahan iklim adalah kenyataan di Irak," kata misi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Irak, menambahkan bahwa negara itu adalah negara kelima paling rentan di dunia terhadap dampak pemanasan global akibat kenaikan suhu, curah hujan rendah, salinitas, dan badai debu. "Penggurunan sekarang mengancam hampir 40 persen wilayah negara kita - negara yang pernah menjadi salah satu yang paling subur dan produktif di kawasan itu," kata Presiden Irak Abdul Latif Rashid pada KTT iklim di Mesir pekan lalu. REUTERS/Alaa Al-Marjani

https://statik.tempo.co/data/2022/12/03/id_1162497/1162497_720.jpg
Perbesar
Foto 5 dari 6

Anak-anak bermain bola di dasar sungai Shatt al Mashkhab yang mengering, di kota Najaf, Irak, 10 Oktober 2022. "Perubahan iklim adalah kenyataan di Irak," kata misi PBB di Irak, menambahkan bahwa negara itu kelima di dunia yang paling rentan terhadap dampak dari pemanasan global karena kenaikan suhu, curah hujan yang lebih rendah, salinitas, dan badai debu. "Penggurunan sekarang mengancam hampir 40 persen wilayah negara kita - negara yang pernah menjadi salah satu yang paling subur dan produktif di kawasan itu," kata Presiden Irak Abdul Latif Rashid pada KTT iklim di Mesir pekan lalu. REUTERS/Alaa Al-Marjani

https://statik.tempo.co/data/2022/12/03/id_1162498/1162498_720.jpg
Perbesar
Foto 6 dari 6

Desa Al-Bu Hussain yang berada di tepi bekas kanal yang mengering, terlihat dari atas di Diwaniya, Irak, 14 Oktober 2022. Foto diambil dengan drone. "Perubahan iklim adalah kenyataan di Irak," kata misi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Irak, menambahkan bahwa negara itu adalah yang paling rentan kelima di dunia terhadap dampak pemanasan global karena kenaikan suhu, curah hujan yang lebih rendah, salinitas, dan badai debu. "Penggurunan sekarang mengancam hampir 40 persen wilayah negara kita - negara yang pernah menjadi salah satu yang paling subur dan produktif di kawasan itu," kata Presiden Irak Abdul Latif Rashid pada KTT iklim di Mesir pekan lalu. REUTERS/Alaa Al-Marjani

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus