Gubernur Aceh Zaini Abdullah (kanan) menyerahkan bantuan logistik kepada imigran Srilanka yang terdampar di Pantai Pulau Kapuk, Aceh Besar, Aceh, 17 Juni 2016. Kapal dengan tujuan Australia ini terdampar sejak Sabtu, 11 Juni 2016. ANTARA/Ampelsa
Para imigran Srilanka menolak meninggalkan perairan Aceh di Lhoknga, Aceh Besar, Aceh, 13 Juni 2016. Kapal besi berbendera India yang membawa 44 imigran itu kembali meminta tambahan makanan serta 7 ton bahan bakar. ANTARA/Irwansyah Putra
Para imigran Srilanka berada di atas kapal ketika mendamparkan diri di pantai Pulo Kapuk Lhonga, Aceh Besar, Aceh, 14 Juni 2016. Mereka meminta tambahan bantuan 7 ton BBM dan mendamparkan diri dengan memotong tali jangkar. ANTARA/Irwansyah Putra
Petugas kesehatan dibantu aparat TNI/Polri memeriksa kesehatan imigran Srilanka di pantai Pulo Kapuk Lhonga, Aceh Besar, Aceh, 14 Juni 2016. Para imigran ini berangkat dari India dengan kapal nomor lambung TN-1-FV-00455-09. ANTARA/Irwansyah Putra
Petugas imigrasi Aceh melakukan identifikasi ulang para imigran asal Srilanka yang terdampar di Pulo Kapuk, Lhoknga, Aceh Besar, Aceh, 16 Juni 2016. Sebanyak 43 orang imigran yang berusia anak-anak hingga dewasa ini belum mendapat izin turun ke daratan dari Pemerintah. ANTARA/Irwansyah Putra