Katsumoto saat menggunakan ikat kepala, bertuliskan kamikaze. Tokyo, Jepang, 4 Maret 2015. REUTERS / Issei Kato
Katsumoto Saotome, menceritakan pengalaman hidupnya dapat selamat, dari aksi pemboman oleh sekutu. Saat diwawancari oleh Reuters di rumahnya. Tokyo, Jepang, 4 Maret 2015. REUTERS / Issei Kato
Saksi hidup Katsumoto Saotome, menunjukan peta dimana pusat kota Tokyo, yang terbakar akibat misi pemboman.Tidak hanya Tokyo, kota lain di Jepang tidak luput dari sasaran pemboman sekutu. Tokyo, Jepang, 4 Maret 2015. REUTERS / Issei Kato
Katsumoto menunjukan peta, wilayah yang mengalami kehancuran paling parah. Saat dilakukan operasi Meetinghouse, yaitu misi pemboman dari udara oleh sekutu. Amerika sebagai penggagas mengharapkan, dengan cara menghancurkan mental warga melalui aksi pemboman. Warga Jepang akan terdesak, dan melakukan pemberontakan terhadap pemerintahnya. Tokyo, Jepang, 4 Maret 2015. REUTERS / Issei Kato
Katsumoto menunjukan foto keluarganya dimasa perang dunia ke II, saat diwawancari oleh Reuters dirumahnya. Katsumoto mengatakan bahwa masyarakat Jepang pada masa itu sangat menderita, akibat pemerintah yang menggangap bahwa masyarakat hanya sebuah hama. Tokyo, Jepang, 4 Maret 2015. REUTERS / Issei Kato