Winnie Dwi Gandini Kusuma Wardhani atau akrab dipanggil Chef Winnie ini memiliki bakat memasak sejak kecil. Namun Winnie baru mulai serius memasak pada 1999 di Australia, tak lama setelah menikah. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Chef Winnie sempat menyepi ke sebuah kuil di Tibet selama 1,5 bulan. Sekembali ke Australia, dia mencoba melakukan semua yang dia sukai, dari melukis, menulis, hingga memasak. Saat memasak itulah ia menemukan ketenangan diri. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Setahun setelah itu, kanker telah menyebar ke getah bening. Berat Winnie menyusut hingga 33 kg, dari 47 kg pada saat normal, kulitnya menghitam, dan seluruh rambutnya rontok. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Dua tahun kemudian, meski kondisinya membaik, kanker tak kunjung sembuh. Chef Winnie memutuskan pulang untuk berdekatan dengan ibu dan anaknya. Hingga saat ini, Winnie belum sembuh benar dari kanker. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Chef Winnie serius belajar memasak di William Angliss Institute, Melbourne, selama 1,5 tahun. Namun saat dia mulai merintis karier, dokter menyatakan Winnie positif terkena kanker indung telur stadium 2B. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo