Djalma Antonio Jardim, menderita penyakit langka xeroderma pigmentosum atau "XP", saat berada di rumahnya di Goias, Brasil (3/4). Penyakit xeroderma pigmentosum atau XP memiliki frekuensi 1 dalam setiap 250.000 orang yang sangat sensitif terhadap cahaya matahari. AP/Eraldo Peres
Joao Goncalves da Silva, berbicara dengan istrinya Geraldina Aleixo da Silva, saat berada dirumahnya di Goias, Brasil (4/3). Keduanya menderita penyakit kulit yang dikenal xeroderma pigmentosum, atau "XP", dimana penyakit ini salah satunya disebabkan oleh genetik. AP/Eraldo Peres
Alisson Wendel Machado Freire, bermain alat musik di depan rumahnya di Goias, Brasil (3/4). Salah satu penyebab yang paling sering terjadi pada xeroderma pigmentosum adalah genetik atau turunan. AP/Eraldo Peres
Djalma Antonio Jardim, berbicara dengan resepsionis saat berada di Rumah Sakit Hospital Geral de Goias, Goiania, Brasil (9/4). Jardim telah mengalami lebih dari 50 operasi untuk mengangkat penyakitnya. AP/Eraldo Peres
Djalma Antonio Jardim, melihat ponselnya sambil menunggu perawatan medis di Rumah Sakit Geral de Goias di Goiania, Brasi (9/3). Penyakit Xeroderma pigmentosum atau XP telah menggerogoti kulit pada bibir, hidung , pipi dan matanya. AP/Eraldo Peres
Djalma Antonio Jardim, memiliki penyakit kulit langka yang dikenal sebagai xeroderma pigmentosum atau "XP" di saat bercermin di rumahnya di komunitas Araras negara Goias Brasil (3/2). Xeroderma pigmentosum atau XP adalah kelainan genetik resesif autosomal DNA dimana kerusakan disebabkan oleh ultraviolet, yang sangat sensitif terhadap cahaya ultraviolet. AP/Eraldo Peres