Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Benjolan di leher adalah suatu hal yang tidak bisa disepelekan sebab bisa menjadi indikasi penyakit tertentu. Sebut saja kanker limfoma hodgkin, kelenjar getah bening, tiroid, hingga infeksi bisa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sayangnya, masih minim pengetahuan masyarakat untuk membedakan benjolan itu. Untuk memberikan kepastian akan benjolan dan jenis penyakit apa yang dialami, Ketua Perhimpunan Hematologi dan Transfusi Darah Indonesia (PHTDI) dan Persatuan Hematologi Onkologi Medik Ilmu Penyakit Dalam Indonesia (PERHOMPEDIN), Tubagus Djumhana Atmakusuma, pun memberikan penjelasan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Untuk kanker limfoma hodgkin, umumnya pasien akan mengalami benjolan pada bagian bawah rahang kiri dan kanan. Benjolan tersebut bisa menyerupai kelereng atau membesar jika tidak segera ditangani.
“Kalau ditambah dengan demam, menggigil, dan sesak napas, itu bisa kanker limfoma hodgkin, harus segera dibawa ke dokter,” katanya dalam acara konferensi pers di Jakarta pada Rabu, 13 November 2019.
Sedangkan untuk kelenjar getah bening, benjolan akan berada di sekitar otot depan dan belakang leher. Pengecekan bisa dilakukan dengan cara menengadahkan wajah ke atas sambil meraba otot di kiri kanan leher.
“Kelenjar getah bening ini juga ditambah dengan gejala lain, seperti batuk, pilek dan badan yang lemas,” ungkapnya.
Bagi mereka yang mengalami tiroid, benjolan seperti kelereng akan berada tepat di bawah jakun. Untuk memastikan hal ini, seseorang bisa memegang leher sambil menelan.
“Kalau ada benjolan dan dia ikut bergerak saat menelan, kemungkinan besar adalah tiroid. Harus dipastikan lagi dengan mengunjungi spesialis endokrin,” jelasnya.
Untuk benjolan karena infeksi biasa, secara umum akan muncul di bagian leher mana pun. Namun, yang membuatnya berbeda dari penyakit lain adalah rasa sakit jika pasien menekan benjolan tersebut.
“Semua benjolan untuk tiroid, limfoma, dan kelenjar getah bening tidak sakit kalau disentuh atau ditekan. Jadi, Anda mungkin infeksi apabila ada rasa sakit,” tegasnya.