Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Dampak Buruk Polusi Udara pada Tumbuh Kembang Anak Menurut Pakar

Polusi udara Jakarta yang memburuk menyebabkan munculnya banyak partikel berbahaya sehingga meningkatkan risiko anak terkena berbagai macam penyakit.

26 Juni 2024 | 20.38 WIB

Deretan gedung bertingkat yang tertutup polusi di Jakarta, Jumat 21 Juni 2024. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 15.53 WIB, Indeks Kualitas Udara (Air Quality Index/AQI) di Jakarta berada pada angka 155 yang menempatkannya sebagai kota besar dengan kualitas udara terburuk kedua di dunia di bawah Kinshasa, Kongo. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Perbesar
Deretan gedung bertingkat yang tertutup polusi di Jakarta, Jumat 21 Juni 2024. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 15.53 WIB, Indeks Kualitas Udara (Air Quality Index/AQI) di Jakarta berada pada angka 155 yang menempatkannya sebagai kota besar dengan kualitas udara terburuk kedua di dunia di bawah Kinshasa, Kongo. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis penyakit tropik anak Ari Prayitno mengatakan tingginya polusi udara di Jakarta bisa membawa sejumlah dampak buruk terhadap proses tumbuh kembang anak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Polusi udara yang terjadi di kota-kota besar, termasuk di Jakarta, memang sangat memprihatinkan. Udara seharusnya bersih untuk dihirup dan memenuhi paru-paru setiap individu yang hidup, apalagi anak-anak, itu harus bersih,” kata anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu, Rabu, 26 Juni 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ari menyebut kualitas udara di Jakarta yang memburuk menyebabkan munculnya banyak partikel berbahaya sehingga meningkatkan risiko terkena berbagai macam penyakit. Misalnya seperti infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan adanya infeksi lain yang disebabkan masuknya mikroorganisme asing dalam tubuh berupa virus atau baktersi saat udara kering dan berpolutan tinggi.

Menurutnya, infeksi akan semakin parah bila orang yang tinggal di daerah tersebut memiliki penyakit penyerta seperti asma. Kondisi kesehatan juga dapat semakin memburuk bila pihak  keluarga ada yang merokok atau rutin memasak dalam ruangan yang tidak memiliki ventilasi yang baik.

“Ini tugas kita bersama karena kalau polusi tidak diatasi maka kesehatan paru-paru, terutama anak-anak, akan memburuk. Terlebih paru-paru anak itu masih dalam tumbuh dan kembang, makanya polusi ini akan berdampak cukup luas pada anak-anak kita,” jelas Ketua Bidang Organisasi Pengurus Pusat IDAI itu.

Penyebab anak stunting
Selain itu, polusi udara secara tidak langsung juga menjadi salah satu penyebab anak terkena stunting. Kualitas udara yang buruk akibat polusi rentan membuat anak jatuh sakit sehingga berdampak pada minat mengonsumsi makanan. Akibatnya, asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh berkurang drastis dan menyebabkan anak kekurangan gizi kronis.

“Apalagi kalau penyakit infeksi, kalau kronis akan sakit juga. Jadi secara tidak langsung ada hubungannya, makanya anak yang tinggal di daerah yang polusinya tinggi itu lebih mudah stunting ketimbang daerah yang udaranya bersih,” jelasnya.

Laman IQAir yang diperbarui 26 Juni 2024 pada pukul 15.00 WIB menyatakan tingkat polusi udara di Jakarta tercatat masuk dalam kategori sedang. IQAir mencatat indeks polusi udara Jakarta berada pada poin 69 dengan tingkat konsentrasi polutan PM 2,5 sebesar 19 mikrogram per meter kubik dan angka ini menunjukkan 3,8 kali lebih tinggi dari nilai panduan kualitas udara tahunan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus