Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Ini Penyebab Keracunan Makanan dan Faktor Risikonya

Seseorang dapat keracunan makanan bila memakan sesuatu yang telah terkontaminasi oleh salah satu patogen, yakni bakteri, parasit, atau virus.

3 Desember 2022 | 08.00 WIB

Ilustrasi keracunan makanan. Freepik
Perbesar
Ilustrasi keracunan makanan. Freepik

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Keracunan makanan merupakan infeksi atau iritasi pada saluran pencernaan yang menyebar melalui makanan atau minuman. Seseorang dapat keracunan makanan bila memakan sesuatu yang telah terkontaminasi oleh salah satu patogen, yakni bakteri, parasit, atau virus.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Hal ini dapat terjadi jika makanan yang dimakan termasuk:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

• Tidak dimasak atau dipanaskan kembali secara menyeluruh

• Tidak disimpan dengan benar misalnya, tidak dibekukan atau didinginkan

• Dibiarkan terlalu lama

• Dibuat oleh orang yang sakit atau belum mencuci tangan

• Dimakan setelah tanggal 'digunakan oleh' atau kadaluwarsa

Makanan yang Anda makan juga dapat terkontaminasi silang. Kontaminasi silang adalah tempat bakteri berbahaya menyebar di antara makanan, permukaan, dan peralatan. Kontaminasi silang dapat terjadi jika Anda menyiapkan makanan mentah dan matang di atas talenan yang sama.

Makanan yang dapat terkontaminasi jika tidak ditangani, disimpan, atau dimasak dengan benar yaitu daging mentah dan unggas, kerang mentah, susu yang tidak dipasteurisasi, makanan siap saji yang telah dikemas sebelumnya.

Dikutip dari Healthline, ada lima patogen yang menyebabkan keracunan makanan. Patogen ini meliputi:

• Norovirus, ditemukan pada tiram, buah-buahan, dan sayuran.

• Salmonella, ditemukan dalam telur, daging, dan produk susu.

• Clostridium perfringens, ditemukan pada daging dan unggas.

• Campylobacter, ditemukan dalam daging yang kurang matang dan air yang terkontaminasi.

• Staphylococcus, ditemukan dalam produk hewani seperti krim, telur, dan susu.

Salmonella dan norovirus merupakan patogen yang paling sering menyebabkan keracunan makanan hingga seseorang menjalani rawat inap. Tetapi, selain patogen tersebut, keracunan makanan bisa terjadi karena bakteri, parasit, racun, kontaminan, dan alergen.

Keracunan makanan yang disebabkan oleh parasit memang tidak separah keracunan makanan yang disebabkan oleh bakteri, namun parasit yang menyebar melalui makanan masih sangat berbahaya.

Parasit dapat hidup di saluran pencernaan Anda dan tidak terdeteksi selama bertahun-tahun. Orang dengan sistem kekebalan yang lemah dan orang hamil berisiko mengalami efek samping yang lebih serius jika parasit tertentu menetap di usus mereka.

Faktor Risiko Keracunan Makanan

Siapa pun yang makan makanan yang telah terkontaminasi patogen bisa sakit karena keracunan makanan. Namun, mengutip WebMD, ada kelompok orang tertentu yang memiliki peluang lebih besar untuk sakit parah akibat keracunan makanan, di antaranya:

Orang dewasa berusia 65 tahun ke atas: Seiring bertambahnya usia, sistem kekebalan Anda menjadi kurang mampu melawan infeksi.

Bayi dan anak kecil: Bayi dan anak kecil belum memiliki sistem kekebalan yang berkembang sepenuhnya.

Wanita hamil: Perubahan pada tubuh Anda saat hamil membuat kemungkinan besar kuman dan bakteri dapat membuat Anda sakit parah.

Orang dengan penyakit jangka panjang: Kondisi seperti diabetes, penyakit ginjal, penyakit hati, HIV, AIDS, atau pengobatan kanker dapat melemahkan sistem kekebalan Anda.

RINDI ARISKA

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus