Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kualitas udara Jakarta pada Jumat, 5 Juli 2024, pagi berada dalam kategori tidak sehat untuk kelompok sensitif sehingga warga diimbau untuk menghindari aktivitas di luar ruangan. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 06.30 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 144 dengan angka partikel halus (PM) 2,5 di angka konsentrasi polutan 53 mikrogram per meter kubik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Konsentrasi tersebut setara 10,6 kali dari nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Indeks kualitas udara tersebut membuat Jakarta menduduki kota dengan kualitas udara terburuk kelima di dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saran praktisi kesehatan
Praktisi kesehatan masyarakat dokter Ngabila Salama meminta masyarakat Jakarta menerapkan 3M, yakni menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak untuk mencegah penyakit akibat polusi udara. Penyakit yang dimaksud adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), pneumonia, asma, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Sementara alergi jika kronis dapat menyebabkan kanker, hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, dan masalah pembuluh darah lainnya. Ngabila menyarankan mencuci tangan dan menjaga jarak dari orang sekitar. Menurutnya, polusi udara membuat saluran pernapasan menjadi lebih sensitif sehingga mudah terserang penyakit dan jika terkena akan sulit sembuh.
"3M Yang pertama itu memakai masker KF94 atau KN95 untuk mencegah partikel PM 2,5 yang berbahaya untuk kesehatan secara akut dan kronis," kata Ngabila pada Jumat, 5 Juli 2024.