Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Sarkasme Tunjukkan Anda Cerdas, Setuju?

Sarkasme menjadi sangat umum dalam kehidupan sehari-hari. Penulis novel dan puisi, Oscar Wilde menyebut sarkasme sebagai bentuk intelegensi tinggi.

2 Februari 2018 | 15.51 WIB

Ilustrasi otak kanan dan otak kiri. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi otak kanan dan otak kiri. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sarkasme menjadi sangat umum dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa orang memilih untuk melancarkan sarkasme untuk menyinggung atau menegur seseorang. Sedangkan yang lain menggunakan sarkasme untuk menutupi suasana hati.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Beberapa orang justru tersinggung dengan humor sarkasme. Tapi sebenarnya sarkasme menunjukkan intelegensi seseorang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bahkan seorang penulis novel dan puisi, Oscar Wilde menyebut sarkasme sebagai bentuk intelegensi tinggi. Ini dia tiga alasan sarkasme mendapatkan sebutan tersebut.

1. Harus berpikir lebih keras

Otak harus berpikir lebih untuk menghasilkan sarkasme. Merespon perkataan orang lain secara langsung lebih mudah daripada merespon dengan sarkasme. Jadi secara tidak langsung menanggapi sarkasme atau membuat sarkasme adalah latihan otak. Baca: Undang Mantan ke Pesta Pernikahan? Pertimbangkan ini

Ketika merespon dengan sarkasme Anda sebenarnya sudah memperkirakan respon lawan bicara Anda dan mempersiapkan sarkasme baru yang lucu secara samar.

2. Mengakui kemungkinan lebih

Sarkasme berkaitan dengan kreativitas. Sarkasme memungkinkan pikiran untuk memperluas. Peneliti di Harvard dan Columbia menemukan bahwa orang-orang di memberi dan menerima akhir komentar sarkastis 3 kali lebih mahir dalam tes kreativtias. Bahkan dengan jadi objek sarkasme saja, kita terpengaruh 75 persen kreativitas si pembuat sarkasme.

Mau tidak mau perilaku sarkastik dari teman kita akan berpengaruh juga pada kita. Kita harus berpikir lebih keras juga untuk memahami maksud dari sarkasme yang dilontarkan. Menurut psikolog di Rambam Medical Center di Haifa, Shamay Tsoory, sarkasme bukan sekedar bentuk linguistik tapi juga berhubungan dengan kognisi sosial.

Sarkasme membutuhkan berbagai macam kemampuan kognitif di dalam otak. Baca: Terungkap, ini Hadiah dari Melania Trump untuk Michelle Obama

Ada tiga tahap otak memproses sarkasme. Pertama, bagian bahasa otak akan menginterpretasikan arti literal dari kata-katanya. Kedua, bagian otak depan sebelah kanan akan menerjemahkan maksud dari si pembicara kemudian melihat bahasa tubuh, intonasi suara, mimik wajah, untuk membedakan arti kata dengan maksudnya.

Ketiga, bagian otak yang disebut right ventromedial prefrontal cortex akan menentukan apakah pembicaraan tersebut sarkastik atau tidak.

3. Dapat berpikir secara abstrak

Jadi apa manfaat praktis lain dari sarkasme? Sarkasme memberikan kesempatan pada otak untuk berpikir abstrak. Pola berpikir abstrak ini lah yang membedakan manusia dengan hewan. Humor sarkas yang disampaikan teman kita kadang terdengar lucu walaupun sebenarnya ia sedang menghina tau menegur seseorang. Baca: Raisa dan Antusiasme Para Artis Saksikan Gerhana Bulan

Tapi ingat humor sarkastik hanya bisa diterima atau dipahami oleh orang tertentu. Orang yang tidak paham justru akan bingung atau bahkan marah. Jadi Anda bisa bercanda sarkastik ke teman Anda yang paham. Sedangkan kepada guru atau dosen, jangan sekali-kali berhumor sarkastik.

TABLOID BINTANG

 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus