Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Untuk kebersihan secara instan, orang mungkin akan lebih memilih tisu basah dan cairan pembersih tangan. Tahukah Anda bahwa ada saatnya tisu basah dan cairan pembersih tangan tidak bisa membantu menjaga kebersihan tangan Anda? Baca: Kekurangan Vitamin D Lima Kali Berisiko Terkena Diabetes
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Saat tangan kita tampak kotor secara kasat mata. Tisu basah tidak cukup. Kalau hanya habis salaman dengan orang lain, bisa. Tetapi saat tangan kotor tidak bisa digunakan (tisu basah)," kata ahli mikrobiologi klinis dari UKRIDA, Wani Gunardi, dalam acara "Indonesia Hygiene Forum" di Jakarta, Senin 23 April 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Wani mengatakan cuci tangan maksimal adalah menggunakan air dan sabun untuk membersihkan kotoran, termasuk bakteri dan kuman dari tangan. Agar hasilnya nyata, perilaku ini tentu tak bisa dilakukan sembarangan. "20-30 detik. Caranya, seluruh tangan harus terusap. Mulai dari telapak tangan, sela-sela jari, kuku juga harus diusap. Lalu punggung tangan, terakhir jempol," papar Ketua Perhimpunan Ahli Mikrobiologi Klinik Indonesia DKI itu. Baca: Pahlawan Agus Salim Pernah Bela Kartini, Intip Kisahnya
Cuci tangan menggunakan sabun telah terbukti menurunkan risiko seseorang terserang sejumlah penyakit seperti diare, influenza, cacingan, infeksi mata dan infeksi kulit. "Dengan mencuci tangan membantu mencegah berbagai penyakit antara lain diare, ispa. Kalau batuk lalu menutup mulut menggunakan tangan, sementara tangan tidak dicuci, ini bisa menjadi sumber penularan ke orang lain," kata Wani.