Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Pekanbaru - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau minta Pemerintah Kota Pekanbaru memasang rambu peringatan bahaya buaya di Sungai Siak. Tujuan rambu itu adalah untuk meningkatkan kewaspadaan warga yang berada di kawasan sungai dalam habitat buaya itu.
"Perlu ada kesadaran dari pemerintah mulai dari kelurahan dan kecamatan untuk memasang rambu peringatan di Sungai Siak, karena Sungai Siak itu memang habitatnya buaya," kata Kepala Bidang Wilayah I BBKSDA Riau Mulyo Hutomo kepada Antara di Pekanbaru, Kamis, 1/11. Belakangan warga sekitar memang melaporkan kemunculan buaya di sungai itu dalam sepekan terakhir.
Mulyo Hutomo mengatakan rambu-rambu itu penting untuk mengingatkan warga agar waspada saat berada di sekitar habitat buaya. Di Riau ada empat sungai besar utama tempat buaya biasa muncul, yakni Sungai Rokan, Siak, Kampar dan Indragiri.
Umumnya buaya yang kerap nyelonong itu adalah buaya muara (Crocosylus porosus) dan buaya senyulong (Tomistima sp) yang mendiami sungai-sungai tersebut. Buaya muara biasanya hidup dan berkembang lebih optimal pada muara-muara sungai. Semakin ke hulu populasinya semakin kecil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sementara buaya jenis senyulong mendominasi bagian hulu sungai. "Yang di Sungai Siak itu buaya senyulong. Cirinya adalah mulutnya panjang dan lebih kecil dari buaya muara. Dia sebenarnya pemakan ikan," kata Hutomo.
Ia mengatakan sebenarnya buaya sangat jarang sekali sengaja menyerang manusia. Kebiasaan manusialah yang menurut dia kerap memicu serangan buaya. "Dalam pemantauan kami serangan buaya terjadi secara insidentil, biasanya karena masyarakat tidak menyadari wilayah perairan tersebut habitat buaya."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Oleh karena itu, menurut dia, pemasangan rambu peringatan itu penting agar warga lebih hati-hati saat berada di sekitar habitat buaya.
BBKSDA akan terus melakukan pemantauan habitat dan sebaran buaya serta langkah pengamanan terukur bila kemunculan buaya mulai menyebabkan keresahan warga.
Kemunculan buaya di sungai juga terjadi di Sungai Mangguang, Kecamatan Pariaman Utara, Pariaman, Sumatera Barat. BKSDA Sumatera Barat, berhasil mengevakuasi satu ekor buaya muara (Crocodylus Porosus), Kamis.
"Buaya muara tersebut kami amankan dengan menggunakan perangkap di sepanjang aliran sungai yang bukan habitatnya," kata anggota BKSDA Resor Pariaman, Heri Wardi di Pariaman, Kamis.
Ia mengatakan awalnya satwa yang dilindungi Undang-undang tersebut pertama kali diketahui masyarakat sekitar pada 26 Oktober. Sang buaya saat itu sedang berjemur di sekitar aliran sungai. Mengetahui hal itu, perangkat desa langsung melaporkan ke BKSDA Resor Pariaman untuk ditindaklanjuti.
Pada hari yang sama BKSDA langsung meninjau lokasi dan memasang perangkap buaya pada 29 Oktober 2018. "Perangkap dengan menggunakan umpan satu ekor ayam tersebut akhirnya berhasil meringkus buaya itu.”
ANTARA