Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Momentum menyambut keluarga dari pulang haji adalah kegiatan yang dinanti-nantikan oleh keluarga peserta haji di Tanah Air. Hal ini dilakukan karena adnaya perasaan bangga dan kagum terhadap keluarga yang telah berhasil berangkat dan pulang haji dari ibadah dengan selamat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepulangan jemaah haji di Indonesia biasanya diwarnai oleh berbagai tradisi yang dilakukan dari berbagai daerah. Jemaah haji Indonesia dijadwalkan akan kembali ke Tanah Air mulai 22 Juni hingga 21 Juli 2024 mendatang. Untuk menyambut keluarga yang telah pergi ibadah haji, beberapa daerah di Indonesia biasanya melakukan tradisi untuk menyambut kepulangan peserta haji tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikut beberapa tradisi atau kebiasaan menyambut peserta haji yang ditemui dari beberapa masyarakat Indonesia yang dilansir dari berbagai sumber.
1. Mappatoppo Talili dari Makassar
Menyambut kepulangan peserta ibadah haji, masyarakat Makassar memiliki tradisi yang bernama Mappatoppo Talili. Dilansir dari sulsel.kemenag.go.id, tradisi ini dilakukan dengan cara memakaikan kerudung bagi jemaah haji perempuan dan bagi jemaah laki-laki dipakaikan songkok putih. Tradisi ini dilakukan sebagai wujud rasa syukur dari jemaah haji setelah seluruh rangkaian ibadah haji telah selesai dilakukan.
Tradisi Mappatoppo ini bermakna sebagai bentuk menghargai, menjaga sifat-sifat yang tidak baik dari peserta haji. Tradisi ini dilakukan dengan sujud Syukur menghadap ke Kiblat atau ke Kakbah, lalu orang yang dituakan akan membacakan salawat kepada Nabi lalu meletakkan Songkok Talili di atas kepala peserta haji.
2. Walimatul Naqiah
Mengutip dari kalteng.kemenag.go.id, warga Kanwil menyambut kepulangan peserta haji dengan acara syukuran. Rangkaian kegiatan ibadah haji di Indonesia memiliki beragam tradisi yang dilakukan. Seperti yang dilakukan oleh warga Kanwil Kemenag Kalteng yang menyambut kepulangan peserta haji dengan mengadakan syukuran yang disebut Walimatul Naqiah. Kegiatan syukuran diisi dengan silaturrahmi, penjamuan, syukuran telah melaksanakan ibadah haji, dan ditutup dengan doa bersama.
3. Tahlilan Tasyakuran yang Dilakukan Oleh Warga NTB
Tradisi menyambut kepulangan ibadah haji juga dilakukan oleh masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB). Dikutip dari haji.kemenag. go.id, tradisi yang dilakukan oleh masyarakat NTB atau tepatnya di Lombok Timur tersebut ialah tahlilan, tasaykuran yang dilakukan saat keberangkatan dan kepulangan peserta ibadah haji.
4. Betawi Pulang Aji
Bagi masyarakat Betawi, menyambut kepulangan perserta jemaah haji memiliki tradisi yang unik. Setelah melakukan berbagai rangkaian tradisi sebelum berangkat haji dan rangkaian ibadah haji lainnya, masyarakat Betawi yang baru pulang haji tidak diperkenankan untuk keluar rumah yang sifanya santai atau kongko-kongko sebelum 40 hari.
Orang Betawi yang telah selesai melaksanakan ibadah haji biasanya akan mengadakan tasyakuran dengan memanggil ustaz dan memberikan tausiyah kepada masyarakat sekitar. Biasanya, masyarakat yang mengunjungi rumah jemaah haji akan mulai sepi setelah dua minggu. Orang Betawi yang telah menunaikan ibadah haji akan dipanggil dengan sebutan Pak Haji atau Ibu Haji. Pemberian gelar ini sebagai tanda bahwa mereka telah menunaikan ibadah haji dan dianggap sebagai bagian dari elit Betawi.
5. Arak-arakan kendaraan di Madura
Tidak hanya masyarakat Makassar maupun Betawi, bagi warga Madura pun juga memiliki tradisi yang unik dalam menyambut jemaah haji pulan ke Tanah Air. Masyarakat Madura memiliki tradisi yang bernama asajere. Masyarakat Madura akan melakukan arak-arakan kendaraan yang menggunakan motor atau mobil untuk menyambut peserta pulang dari laksanakan ibadah haji. Tradisi ini akan digelar selama 40 hari. Kemudia, para jemaah haji akan disuguhkan hidangan khas Madura.
Pilihan Editor: Bagaimana Asal Usul Pemberian Gelar Haji di Indonesia