Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Yogyakarta - Inggris Bahas Kerja Sama Digitalisasi Manuskrip Keraton Yogyakarta

Duta Besar Inggris untuk Indonesia Owen Jenkins bertemu Gubernur DI Yogyakarta membahas digitalisasi manuskrip Keraton Yogyakarta.

22 Juni 2022 | 13.12 WIB

Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins bertemu Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kompleks Kepatihan Yogyakarta pada Selasa, 21 Juni 2022. Dok. Istimewa
material-symbols:fullscreenPerbesar
Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins bertemu Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kompleks Kepatihan Yogyakarta pada Selasa, 21 Juni 2022. Dok. Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins bertemu Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Selasa, 21 Juni 2022. Owen mengatakan salah satu isi pertemuan dengan Raja Keraton Yogyakarta membahas kemungkinan untuk memaksimalkan proses digitalisasi manuskrip yang milik Keraton Yogyakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Termasuk membicarakan upaya mengembalikan koleksi manuskrip milik Keraton Yogyakarta dalam bentuk fisik," kata Owen. Pemerintah Inggris, menurut dia, telah mendiskusikan soal digitalisasi manuskrip Keraton Yogyakarta itu dengan Pemerintah DI Yogyakarta, Perpustakaan Nasional RI, dan Perpustakaan Inggris.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami sangat senang bahwa digitalisasi manuskrip yang dilakukan sejak tahun 2019 berjalan sangat baik dan ada prioritas untuk digitalisasi di masa depan," kata Owen Jenkins. "Gubernur (Sultan Hamengku Buwono X) juga berbicara banyak tentang kerja sama keraton untuk mendukung proyek ini, seperti seminar dan pameran."

Catatan sejarah yang dihimpun pihak Keraton Yogyakarta, misalkan peristiwa Geger Sepehi yang terjadi pada 20 Juni 1812 silam telah mengakibatkan banyak naskah dan manuskrip Keraton Yogyakarta diambil alih oleh Inggris.  Sebagian besar naskah asli tersebut kini tersimpan di British Library. Sekitar 75 di antaranya telah dikembalikan dalam bentuk digital ke Keraton Yogyakarta pada Maret 2019. 

Usaha merawat, mengembalikan, dan menceritakan kembali sejarah dalam manuskrip tersebut menjadi upaya yang terus dilakukan Keraton Yogyakarta. Lawatan Owen Jenkins ini sekaligus mengapresiasi Yogyakarta karena menjadi salah satu tuan rumah dalam rangkaian Presidensi G-20. "Saya di sini juga menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri Kesehatan G-20 yang berlangsung dari kemarin hingga hari ini," kata dia. 

"Isu tentang kesehatan menjadi satu dari tiga isu prioritas yang mengemuka dalam Presidensi G-20," kata Owen. Forum G-20 bidang kesehatan sepakat membentuk Financial Intermediary Fund (FIF) atau dana perantara keuangan untuk membantu negara-negara yang membutuhkan saat terjadi pandemi di masa depan. 

Owen Jenkins melanjutkan, pemerintah Inggris akan terus mendukung Presidensi G-20 dalam mencapai tujuan dari agenda-agenda penting G-20. "Kami juga menyadari bahwa hal ini tidak bisa dijalankan seperti biasa, terutama dalam menghadapi perang Rusia karena mereka menyerang Ukraina yang merupakan negara yang berdaulat,” kata dia. 

Invasi yang dilakukan Rusia mengakibatkan rusaknya fasilitas-fasilitas kesehatan. Padahal sejatinya, fasilitas kesehatan, transformasi digital, dan transisi energi adalah tiga hal utama yang dibahas dalam G-20. "Ini membuat kami semua sangat sulit fokus pada isu yang penting bagi kita," kata dia. 

Seusai bertemu Sultan HB X, Owen Jenkins berkunjung kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Yogyakarta. "Ini kunjungan pertama kami ke Muhammadiyah, meski Inggris dan Muhammadiyah sudah memiliki kerja sama yang terjalin cukup lama," katanya. "Kami sangat menyambut baik komitmen Muhammadiyah dalam menjaga pluralisme, mendukung kesejahteraan dan toleransi."

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan tiga agenda kunjungan Owen Jenkins. Pertama, menjalin hubungan yang selama ini sudah berjalan baik. Kedua, meningkatkan kerja sama bidang pendidikan dan kesehatan. Ketiga, mencari langkah baru dalam menghubungkan lembaga-lembaga keagamaan di Inggris sehingga terjalin kerja sama yang lebih luas. "Harapan kami, kerja sama ini tidak hanya dengan pemerintah Inggris tetapi juga lembaga keagamaan dan lembaga kemasyarakatan di Inggris,” ungkap Haedar. 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Koresponden Tempo di Yogyakarta.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus