Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Cina pada Kamis, 1 Februari 2024, menuntut Ukraina agar segera menghapus sebuah daftar yang memuat nama-nama perusahaan asal Cina yang dianggap sebagai sponsor perang internasional. Cina juga menuntut Kyev menghapus dampak negatif yang ditimbulkan pada perusahaan-perusahaan tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Permintaan itu disampaikan Beijing setelah Reuters mewartakan Duta Besar Cina untuk Ukraina menyampaikan pada otoritas Ukraina pada bulan lalu bahwa memasukkan nama perusahaan-perusahaan Cina ke daftar hitam Ukraina – itu bisa merusak hubungan bilateral kedua negara.
“Beijing dengan tegas menolak memasukkan nama-nama perusahaan asal Cina ke dalam daftar tersebut dan menuntut Ukraina segera memperbaiki kesalahan ini dan menghapus dampak negatifnya,” kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina tak lama setelah pemberitaan Reuters diterbitkan, tanpa menyebut dampak seperti apa yang dirasakan.
Beijing semakin mendekatkan hubungan dengan Moskow dan menarik diri dari mengkritisi invasi Rusia ke Ukraina. Namun saat yang sama, Beijing menyebut kedaulatan dan integritas teritorial semua negara harus dihormati. Cina pernah menawarkan diri memediasi perang Ukraina.
Ukraina memasukan 48 nama perusahaan di sejumlah dunia karena dianggap sebagai sponsor perang internasional. Dari jumlah tersebut, 14 perusahaan berasal dari Cina yang dianggap aktivitas bisnisnya secara tidak langsung membantu atau berkontribusi pada Rusia di perang Ukraina.
“Duta besar (Cina untuk Ukraina) mengatakan daftar hitam ini bisa berdampak negatif pada hubungan kedua negara,” kata seorang pejabat senior di Pemerintah Ukraina.
Sumber tersebut juga mengatakan Cina belum mengajukan persyaratan apapun ke Ukraina. Beijing secara sederhana hanya mengutarakan pandangan soal daftar hitam tersebut. Sedangkan sumber lainnya menyarankan Beijing agar mengkaitkan permasalahan ini dengan Cina membeli gandum dari Ukraina.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Filipina Modernisasi Militer Tahap Ketiga
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini