Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Tempat pemungutan suara 1697 di Provinsi Kandal, Kamboja, mendadak diselimuti ketegangan. Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, rupanya datang ke tempat pemungutan itu bersama istrinya, Bun Rany, dengan pengawalan ketat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Seluruh pandangan mata tertuju pada Hun Sen, yang menyapa masyarakat dengan menebar senyuman, tanpa kata-kata. Bun Rany, 64 tahun, pun bersikap sama seperti suaminya. Bibirnya yang dipoles gincu merah tersenyum pada masyarakat dan media yang merubungnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Bun Rany berasal dari keluarga petani kaya keturunan Cina di Kamboja. Namun dia tumbuh saat Kamboja diselimuti perang sipil sehingga dia pun merasakan perjuang saat segala fasilitas umum di Kamboja serba terbatas.
Ketika Pangeran Sihanouk digulingkan dan kondisi Kamboja diselimuti ketegangan politik, Bun Rany diam-diam bergabung dengan kelompok Persatuan Nasional Kampuchea. Di lembaga ini, dia memilih untuk mendalami bidang kesehatan dan mengikuti pelatihan yang diberikan para dokter. Pelatihan selama enam bulan ini, membuat nasibnya berubah signifikan. Dia dipercaya untuk menjadi direktur rumah sakit khmer merah, dimana ditempat ini pula dia berjumpa, Hun Sen yang bergabung sebagai tentara khmer merah pada 1970.
Sebagian besar anak buah Hun Sen yang mengalami luka-luka dalam perang sipil di rawat di rumah sakit khmer merah, tempat Bun Rany bekerja. Setelah menjalani masa pacaran diam-diam, pada Maret 1974, Bun Rany menerima pinangan Hun Sen.
Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, memberikan hak suaranya pada Pemilu Kamboja 2018, Minggu, 29 Juli 2018. Sumber: TEMPO/Suci Sekar
Dikutip dari situs khmertimeskh.com pada Minggu, 29 Juli 2018, Bun Rany, dalam tugasnya sebagai ibu negara sangat peduli pada dunia kesehatan. Dia menyerukan kepada seluruh bidan agar memprioritaskan profesionalisme dan meningkatkan kemampuan. Pada 2015, Kamboja baru memiliki 5.412 bidan yang bertugas di 24 Provinsi di Kamboja.
Di Kamboja, Bun Rany juga tercatat sebagai Ketua Palang Merah Kamboja. Istri Hun Sen itu selalu menekankan pentingnya memperkuat sistem kesehatan dan sangat yakin Kamboja di bawah pemerintahan suaminya akan terus mendorong perkembangan sistem kesehatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan, khususnya bagi ibu, balita dan anak-anak diseluruh Kamboja.