Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Cina melaporkan 76 kasus COVID-19 baru pada 25 Juli, tertinggi sejak akhir Januari di tengah lonjakan infeksi lokal di kota timur Nanjing, saat memulai putaran kedua pengujian massal untuk menahan wabah tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Cina telah mengambil pendekatan tanpa toleransi terhadap kasus-kasus COVID, dengan cepat melacak dan menguji sebagian besar populasinya untuk mencegah penyebaran virus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Reuters, 26 Juli 2021, infeksi lokal menyumbang 40 dari kasus baru, dibandingkan dengan hanya lima hari sebelumnya, kata Komisi Kesehatan Nasional Cina pada hari Senin.
Tiga puluh sembilan kasus lokal dilaporkan di provinsi timur Jiangsu, di mana Nanjing adalah ibu kotanya, dan satu di provinsi timur laut Liaoning, katanya.
Jumlah kasus tanpa gejala baru, yang tidak diklasifikasikan Cina sebagai kasus yang dikonfirmasi, naik menjadi 24 dari 17 kasus sehari sebelumnya.
Di antara kasus tanpa gejala, empat adalah infeksi lokal: satu di Jiangsu, satu di Guangdong, satu di provinsi tetangga Anhui, Jiangsu, dan satu di Provinsi Sichuan.
Banyak kasus positif pada putaran pertama pengujian Nanjing yang diluncurkan minggu lalu berada di daerah yang dekat dengan Bandara Internasional Lukou.
Nanjing sedang melakukan pengujian asam nukleat putaran kedua terhadap 9,3 juta penduduknya pada hari Minggu, kata media resmi China Daily pada Senin.
Kota itu menaikkan tingkat risiko COVID di satu area menjadi level tinggi, sementara mengubah area lain ke tingkat risiko sedang. Langkah itu dilakukan setelah menghentikan jalur kereta bawah tanah dan mengambil tindakan lain untuk mengendalikan klaster baru.
Total kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di Cina daratan mencapai 92.605, dan jumlah kematian tetap di 4.636.
REUTERS | CHINA DAILY