Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Demonstran Hong Kong Bentuk Pagar Lampur Senter Manusia di Bukit

Demonstran Hong Kong melanjutkan aksi mendesak pemerintah untuk membangun sistem demokrasi dan layanan publik.

14 September 2019 | 20.01 WIB

Demonstran pro Demokrasi Hong Kong membawa lampu senter ke perbukitan dan membentuk rantai manusia pada Jumat, 13 September 2019. Reuters
Perbesar
Demonstran pro Demokrasi Hong Kong membawa lampu senter ke perbukitan dan membentuk rantai manusia pada Jumat, 13 September 2019. Reuters

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Hong Kong – Demonstran pro-Demokrasi Hong Kong naik ke sejumlah bukit di sekitar pusat keuangan dunia itu untuk membawa rantai manusia dengan lampu senter pada Jumat malam, 13 September 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Mereka ikut menyemarakkan festival lampion sebagai bagian dari upaya membangun semangat gerakan pro-Demokrasi, yang bergulir kencang sejak Juni 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Aksi ini digelar setelah Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, mengatakan akan fokus menyelesaikan masalah ketidak-puasan publik seperti kurangnya perumahan dan lapangan kerja.

Upaya ini bagian dari tindakan pemerintah mengurangi ketegangan dan kekacauan akibat unjuk rasa besar-besaran yang terjadi sejak Juni untuk menolak pengesahan legislasi ekstradisi.

“Terjadi sejumlah keributan kecil dan polisi menahan sejumlah orang meskipun peristiwa ini tidak meluas,” begitu dilansir Reuters pada Jumat, 13 September 2019.

Lam sempat mengaku bersalah telah menimbulkan kekacauan besar di Hong Kong akibat enggan menarik legislasi ekstradisi dari parlemen pada Juni 2019. Dia mengaku siap berhenti jika memiliki pilihan.

Lam juga berjanji menambah perumahan bagi warga yang membutuhkan.

“Perumahan dan kebutuhan hidup sehari-hari menjafi fokus perhatian pemerintah,” kata Lam. Dia mengaku suplai perumahan bagi warga akan terus ditambah sehingga mencukupi kebutuhan semua orang.

Hong Kong dikenal sebagai wilayah dengan harga properti paling mahal di dunia. Banyak orang muda menilai kondisi ini tidak adil karena kebijakan pemerintah yang keliru.

Ini terjadi karena para pengusaha properti memaksa warga untuk membayar properti dengan harga mahal untuk apartemen berukuran kecil seperti kotak sepatu.

Menurut manajemen perusahaan properti Sun Hung Hai Properties, kerusuhan yang melanda Hong Kong merupakan gedoran bagi pemerintah dan perusahaan swasta untuk menambah pasokan rumah harga terjangkau bagi warga.

Menteri Keuangan Hong Kong, Paul Chan, emngatakan akan meluncurkan paket pajak baru atau vacancy tax untuk mendorong para pengembang meluncurkan proyek properti lebih cepat.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus