Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Deplu AS Buka Divisi Rumah China, Apa Tugasnya?

Pentagon AS memperingatkan bahwa China berada di jalur untuk memiliki 1.500 hulu ledak nuklir pada 2035.

17 Desember 2022 | 11.11 WIB

Menteri Luar Negeri Antony Blinken membuka kantor China House di Departemen Luar Negeri. (Twitter)
Perbesar
Menteri Luar Negeri Antony Blinken membuka kantor China House di Departemen Luar Negeri. (Twitter)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - AS membuka kantor baru di Departemen Luar Negeri pada Jumat, mengatakan itu bertujuan untuk membantu pendekatan pemerintahan Presiden Joe Biden ke China. Negara ini menjadi salah satu ancaman militer dan ekonomi paling signifikan bagi Amerika Serikat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Office of China Coordination, juga dikenal sebagai China House atau Rumah China, diluncurkan di hadapan Menteri Luar Negeri Antony Blinken.

“Rumah China akan memastikan pemerintah AS mampu mengelola persaingan dengan Republik Rakyat China (RRC) secara bertanggung jawab, dan memajukan visi untuk sistem internasional yang terbuka dan inklusif,” kata Departemen Luar Negeri.

China saat ini menjadi “tantangan geopolitik paling kompleks dan konsekuensial yang kami hadapi,” kata Departemen Luar Negeri.

Seorang pejabat mengatakan kepada Reuters bahwa "China House" akan menggantikan China Desk Departemen Luar Negeri. Wakil Asisten Menteri Luar Negeri untuk China, Taiwan, dan Mongolia Rick Waters akan terus menjalankan kantor tersebut, kata pejabat itu.

Dalam laporan tahunan militer China tahun ini, Pentagon memperingatkan bahwa Beijing berada di jalur untuk memiliki 1.500 hulu ledak nuklir pada 2035.

Laporan tersebut juga memperingatkan bahwa jaringan logistik militer China global dapat mengganggu operasi militer AS seiring berkembangnya tujuan militer global Beijing.

China House akan menyatukan sekelompok pakar China dari dalam Departemen Luar Negeri “dan di luarnya.”

“Koordinasi yang lebih baik berarti kebijakan yang lebih gesit dan konsisten dari Departemen Luar Negeri,” kata Departemen Luar Negeri pada hari Jumat.

Mohammed Soliman, direktur Program Teknologi Strategis dan Keamanan Siber Institut Timur Tengah, mengatakan sekutu AS perlu memilih pihak di beberapa titik.

“Premis pengorganisasian untuk strategi besar Washington secara bertahap berkembang menjadi tantangan yang diajukan China terhadap tatanan internasional yang dipimpin AS, dan sejak itu menjadi prisma yang digunakan AS untuk membingkai postur globalnya di Indo-Pasifik, Eropa, dan Timur Tengah,” kata Soliman kepada Al Arabiya English.

REUTERS | AL ARABIYA

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus