Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Israel mengeluarkan perintah evakuasi baru semalam yang mencakup daerah-daerah di Gaza selatan ketika mereka terus melanjutkan serangan terhadap daerah kantong tersebut, meskipun ada kecaman global atas serangan yang menghancurkan terhadap sekolah yang berubah menjadi tempat penampungan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Militer Israel mengeluarkan perintah untuk mengosongkan beberapa bagian dari kota Khan Younis, termasuk bagian dari zona kemanusiaan yang dideklarasikan oleh Israel di mana militer mengatakan bahwa roket-roket telah ditembakkan, pada Minggu, 11 Agustus 2024. Perintah tersebut dikeluarkan sehari setelah serangan udara Israel terhadap Sekolah al-Tabin di Kota Gaza yang dilaporkan menewaskan lebih dari 100 orang yang berlindung di sana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Wilayah yang tercakup dalam perintah evakuasi baru ini merupakan salah satu yang terbesar dalam konflik yang telah berlangsung selama 10 bulan tersebut. Pengumuman tersebut diposting di situs X dan dikirim melalui pesan teks dan audio ke ponsel warga.
"Demi keselamatan Anda sendiri, Anda harus segera mengungsi ke zona kemanusiaan yang baru dibuat. Area yang Anda tempati dianggap sebagai zona tempur yang berbahaya," demikian bunyi pernyataan tersebut.
Pertahanan Sipil Palestina di Gaza mengatakan lebih dari 100 orang Palestina tewas dan puluhan lainnya terluka pada Sabtu ketika Israel melancarkan serangan ke Sekolah al-Tabin di Kota Gaza.
Sekolah tersebut - sekolah kedelapan yang menjadi sasaran Israel dalam beberapa pekan terakhir - digunakan sebagai tempat berlindung oleh warga Palestina yang telah mengungsi akibat pertempuran dan kehancuran di seluruh Gaza.
Kepala Kantor Media Pemerintah Gaza mengatakan kepada Al Jazeera bahwa tentara Israel menggunakan tiga bom dengan berat masing-masing 2.000 pound (907 kg) dalam serangannya.
Ia mengatakan Israel mengetahui bahwa ada orang-orang yang terlantar yang berlindung di dalam sekolah tersebut.
Militer Israel mengatakan bahwa angkatan udaranya menyerang "pusat komando dan kontrol" yang "berfungsi sebagai tempat persembunyian bagi para teroris dan komandan Hamas".
Kecaman terhadap serangan tersebut telah meluas. Tor Wennesland, Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, bergabung dengan paduan suara semalam.
"Setiap hari warga sipil terus menanggung beban konflik ini di tengah kengerian, pengungsian dan penderitaan yang tak berkesudahan. Korban jiwa dari perang ini terbukti setiap hari karena kita telah menyaksikan serangan dahsyat lainnya di sebuah sekolah yang menampung ribuan warga Palestina yang mengungsi, dengan puluhan korban jiwa," katanya dalam sebuah pernyataan.
Memperhatikan upaya-upaya yang sedang berlangsung untuk menghasilkan kesepakatan gencatan senjata, pernyataan tersebut ditutup dengan menegaskan bahwa "mengakhiri mimpi buruk ini sudah lama tertunda".
Mengungsi Lagi
Puluhan ribu orang meninggalkan rumah dan tempat penampungan mereka dalam semalam, menuju ke arah barat menuju al-Mawasi dan ke arah utara menuju Deir el-Balah, tempat-tempat yang sudah penuh sesak dengan ratusan ribu pengungsi.
Maha Freih mengatakan kepada Al Jazeera bahwa ini adalah kali kedelapan ia mengungsi sejak perang di Gaza dimulai pada Oktober.
"Baru seminggu saya kembali ke rumah untuk membangunnya kembali. Tapi saya rasa saya tidak akan pernah menemukan rumah saya lagi," katanya.
"Kami mengalami penghinaan dan penderitaan yang sangat buruk. Kami tidak tahu ke mana harus pergi. Tidak ada tempat yang aman di seluruh Jalur Gaza. Siapa pun yang berani mengatakan ada zona aman adalah pembohong."
Hani al-Fajm, seorang pengungsi Palestina lainnya, mengatakan bahwa ini adalah ketiga kalinya ia mengungsi dalam waktu singkat, dan yang keenam kalinya sejak perang dimulai.
"Kami baru saja kembali ke rumah selama lima hari ketika kami tiba-tiba disuruh pergi lagi," katanya.
Sebagian besar dari 2,3 juta orang di Gaza telah mengungsi dari rumah mereka, menurut PBB, sementara daerah kantong yang terkepung itu sebagian besar telah menjadi puing-puing.
Baik pejabat PBB maupun Palestina mengatakan bahwa tidak ada daerah yang aman di Jalur Gaza, karena daerah-daerah yang sebelumnya ditetapkan sebagai zona kemanusiaan telah dibom beberapa kali oleh pasukan Israel.
Israel melancarkan serangannya ke Gaza setelah Hamas menyerang Israel selatan pada tanggal 7 Oktober, menewaskan hampir 1.200 orang dan menawan sekitar 250 orang lainnya. Sekitar 40.000 warga Palestina telah terbunuh, sementara banyak lainnya diyakini masih berada di bawah reruntuhan daerah kantong yang hancur.
AL JAZEERA
Pilihan Editor: Reaksi Dunia atas Pembantaian Terbaru Israel di Sekolah Gaza: Prihatin Hingga Mengutuk