Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Dua negara ekonomi dunia terancam resesi meski investor baru-baru ini mengesampingkan laju pertumbuhan global, dan memilih untuk optimis pada kesepakatan perdagangan fase satu AS-Cina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Data yang dirilis pada Kamis, menurut laporan CNN Business, 11 November 2019, Jerman terindikasi sedang dalam resesi. Ekonom yang disurvei oleh Reuters percaya ekonomi terbesar keempat di dunia itu menyusut 0,1% antara Juli dan September, menandai dua kuartal berturut-turut pertumbuhan negatif ekonomi Jerman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ada kemungkinan bahwa Jerman, yang telah dilanda perang dagang, serta penurunan permintaan global untuk mobil, hanya menghindari 'peluru' imbas perang dagang. Ekspor secara tak terduga rebound pada bulan September, naik 1,5% dibandingkan bulan sebelumnya. Data Agustus juga direvisi naik.
Pekerja memoles bodi mobil Porsche Macan di pabrik baru produksi dan pembuatan di Leipzig, Jerman, 13 Desember 2018. REUTERS/Matthias Rietschel
"Dengan data hari ini, resesi teknis belum menjadi kesepakatan," Carsten Brzeski, kepala ekonom Jerman ING, mengatakan kepada klien, mencatat bahwa Jerman bisa menghindari kontraksi lain pada menit terakhir.
Resesi atau tidak, kenyataannya adalah bahwa ekonomi Jerman, yang terbesar di Eropa, terlihat sangat lemah. Fakta ini dapat membuat investor tersentak.
"Faktanya tetap bahwa ekonomi Jerman telah mengalami stagnasi de facto selama lebih dari setahun," kata Brzeski. "Ini jelas bukan hal yang menyenangkan."
Sementara Inggris akan melaporkan data PDB pada Senin. Ekonomi Inggris menyusut untuk pertama kalinya sejak 2012 pada kuartal kedua karena pertumbuhan global dan kekhawatiran Brexit. Tetapi ekonom yang disurvei oleh Reuters yakin Inggris akan menghindari resesi dengan mencatat pertumbuhan 0,4% antara Juli dan September.