Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jaksa federal New York menuntut mantan penasihat Donald Trump, Steve Bannon, dan tiga orang lainnya karena menggelapkan uang kampanye penggalangan dana untuk mendukung tembok perbatasan Trump.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Steve Bannon, 66 tahun, ditangkap pada Kamis pukul 7.30 pagi di dekat Westbrook, Connecticut, di yachts Cina, Guo Wengui, menurut dua pejabat penegak hukum.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Agen federal, pejabat dari Layanan Inspeksi Pos Amerika Serikat dan Penjaga Pantai Amerika Serikat, membantu penangkapan Steve Bannon, kata para pejabat, dikutip dari CNN, 21 Agustus 2020.
Selama persidangan awal di New York Kamis malam, Bannon mengaku tidak bersalah dan akan dibebaskan dengan jaminan US$ 5 juta (Rp 73,7 miliar), yang akan dijamin dengan US$ 1,75 juta (Rp 23,8 miliar) dalam bentuk tunai atau properti. Sebagai bagian dari syarat jaminannya, dia dilarang bepergian dengan pesawat pribadi, yachts atau perahu tanpa izin dari pengadilan.
Saat dia keluar dari gedung pengadilan federal, Bannon melepas masker dan melambai kepada pendukung sebelum menerima pertanyaan wartawan.
"Seluruh kegagalan ini untuk menghentikan orang yang ingin membangun tembok," kata Bannon.
Donald Trump dan Steve Bannon. REUTERS
Bannon dan tiga lainnya didakwa karena diduga menggunakan ratusan ribu dolar AS yang disumbangkan ke kampanye penggalangan dana daring, yang disebut We Build the Wall, untuk pengeluaran pribadi.
Bannon dan terdakwa lainnya, Brian Kolfage, berjanji kepada para donatur bahwa kampanye, yang pada akhirnya mengumpulkan lebih dari US$ 25 juta (Rp 368,9 miliar), adalah aksi sukarela dan 100% dari dana yang terkumpul akan digunakan dalam pelaksanaan misi mereka, menurut dokumen dakwaan pada Kamis.
Namun sebaliknya, menurut jaksa, Bannon melalui organisasi nirlaba di bawah kendalinya, menggunakan lebih dari US$ 1 juta (Rp 14,7 miliar) dari We Build the Wall untuk membayar Kolfage dan menutupi pengeluaran pribadi Bannon yang berjumlah ratusan ribu dolar AS.
Kolfage, menurut dokumen dakwaan, menghabiskan lebih dari US$ 350.000 (Rp 5,1 miliar) dari sumbangan untuk pengeluaran pribadi, termasuk operasi kosmetik, SUV mewah, mobil golf, pembayaran untuk perahu, renovasi rumah, perhiasan, pembayaran pajak pribadi dan utang kartu kredit.
Bannon, Kolfage dan dua terdakwa lainnya, Andrew Badolato dan Timothy Shea, didakwa dengan satu dakwaan bersekongkol melakukan penipuan daring dan satu dakwaan melakukan pencucian uang.
Steve Bannon membentuk lingkungan media politik AS sayap kanan yang membuka jalan bagi kampanye kepresidenan Donald Trump tahun 2016, yang dimenangkan Trump.
Menurut Reuters, sebelum dia mengambil alih sebagai kepala eksekutif kampanye Trump 2016, Bannon, memimpin dan ikut mendirikan Breitbart News, sebuah situs web dan suara untuk gerakan sayap kanan yang mencakup nasionalis garis keras, neo-Nazi, supremasi kulit putih dan anti-Semitisme.
Lima hari setelah Trump mengalahkan Hillary Clinton, dia memberi penghargaan kepada Bannon, dengan menunjuknya sebagai penasihat senior dan kepala strategi Gedung Putih tanpa konfirmasi dari Senat AS.
Dalam beberapa bulan dia bekerja, Bannon membantu mendorong bagian sayap kanan dan populis dari agenda Trump.
Trump berselisih dengan Bannon atas komentarnya kepada penulis buku yang sangat kritis terhadap presiden dan keluarganya, dan memecatnya pada Agustus 2017. Bannon juga berselisih dengan pejabat Trump lainnya.
Steve Bannon kembali ke Breitbart News, namun keluar setelah membuat marah Trump dengan mengkritik keras putra tertuanya.