Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengunduran diri Menteri Dalam Negeri Turki, Suleyman Soylu, terkait pengandalian virus Corona ditolak oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Erdogan meminta Soylu untuk kembali bekerja. Menurut Erdogan, tidak pantas Soylu mengundurkan diri di saat pandemi virus dengan nama resmi COVID-19 tersebut menyerang.
"Surat pengunduran diri dari menteri dalam negeri sudah diterima oleh presiden, namun tidak disetujui. Dia akan lanjut melaksanakan tugasnya," ujar Direktorat Komunikasi Turki sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Senin, 13 April 2020.
Sebelumnya, Soylu mengajukan pengunduran diri karena merasa dirinya telah gagal menahan laju pertumbuhan kasus virus Corona. Selain itu, dirinya juga merasa bertanggung jawab atas kekacauan yang timbul akibat penetapan lockdown akhir pekan yang dadakan.
Lockdown di Turki diterapkan pada hari Jumat lalu dan dijadwalkan usai pada hari Minggu. Namun, penerapannya tidak diikuti dengan peringatan jauh-jauh sebelumnya.
Peringatan malah diberikan di hari yang sama dengan lockdown akan dilakukan. Alhasil, sebelum lockdown berlaku, kekacauan terjadi di mana-mana karena mayoritas penduduk melakukan panic buying.
Soylu mengakui bahwa penerapan lockdown tersebut seharusnya bisa jauh lebih baik. Walau mengklaim penerapan lockdown sudah disetujui oleh Erdogan, Soylu mengatakan bahwa hal tersebut tidak menutupi kesalahannya.
Kelompok oposisi, Partai Rakyat Republik (Republican People Party) mengamini bahwa Soylu telah melakukan kesalahan dalam penerapan lockdown akhir pekan lalu. Langkah yang seharusnya bisa mengendalikan penyebaran virus Corona malah berpotensi membuatnya semakin parah.
"Sebuah keputusan demi keselamatan publik, tetapi malah berakhir menjadi ancaman bagi publik gara-gara persiapan yang tidak matang," ujar juru bicara oposisi, Faik Oztrak.
Per hari ini, Turki telah mencatatkan 56.956 kasus dan 1.198 kematian akibat virus Corona (COVID-19). Sebagian besar dari angka tersebut berasal dari Istanbul.
ISTMAN MP | REUTERS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini