Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Geng Kriminal Kuasai Ibu Kota Haiti, KBRI Ingatkan WNI Waspada

KBRI mendorong tujuh orang WNI di Haiti untuk mencari pekerjaan di negara Karibia lain yang lebih aman.

5 Maret 2024 | 16.30 WIB

Warga membawa barang-barang saat meninggalkan rumah akibat kekerasan geng, di bagian Pernier di Port-au-Prince, Haiti 30 Januari 2024. REUTERS/Ralph Tedy Erol
Perbesar
Warga membawa barang-barang saat meninggalkan rumah akibat kekerasan geng, di bagian Pernier di Port-au-Prince, Haiti 30 Januari 2024. REUTERS/Ralph Tedy Erol

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Havana yang membawahi Haiti mengimbau pada tujuh WNI yang tinggal di Haiti agar waspada. Pasalnya, situasi di ibu kota Haiti, Port au Prince, sedang memanas sejak konflik geng kriminal meningkat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini


“Saat ini, geng kriminal bersenjata telah menguasai 80 persen wilayah ibukota Port-au-Prince,” kata Duta Besar RI di Havana, Nana Yuliana dalam keterangan pers Senin, 4 Maret 2024. 

 


Pemerintah de facto Haiti mengumumkan keadaan darurat 72 jam dan memberlakukan jam malam mulai Senin setelah orang-orang bersenjata membebaskan ribuan orang dari penjara dan seorang pemimpin geng menyerukan pemecatan Perdana Menteri Ariel Henry.

 


Menurut KBRI, Perdana Menteri Henry bertolak ke Kenya pada 29 Februari 2024 untuk membahas kerja sama keamanan dan pasukan yang akan dikirim dengan tujuan menegakkan kondisi keamanan di Haiti di bawah pasukan PBB. 

 


Sementara, serangan geng kriminal bersenjata terhadap Penjara Nasional Port-au-Prince telah berlangsung sejak sehari sebelumnya pada 28 Februari 2024. Geng kriminal melakukan pengepungan penjara, menyebabkan sekitar 12 orang tewas dan 4 ribu narapidana, yang sebagian merupakan anggota geng — melarikan diri.

 

KBRI dalam keterangan menjelaskan Geng kriminal tersebut menembaki Bandara Port-au-Prince dengan senjata berat. Otoritas bandara melaporkan mereka melihat tembakan di dekat bandara pada Senin siang, 4 Maret 2024. Akibatnya, terjadi penutupan bandara, kantor pemerintah, sekolah dan pertokoan di ibu kota tersebut, sementara sebagian warga mengungsi ke daerah aman di luar ibu kota. 

 


Di tengah situasi itu, KBRI di Havana meyakinkan pihaknya terus berkomunikasi dengan WNI di Haiti yang jumlahnya tujun orang di Port au Prince. Diketahui, tujuh WNI itu bekerja sebagai terapis spa. KBRI mengimbau mereka untuk tetap berada di rumah.

“Sampai saat ini, mereka (WNI) dalam keadaan aman dan tempat mereka bekerja jauh dari wilayah konflik,” demikian keterangan KBRI Havana.

 


Ke-7 WNI itu, juga diimbau untuk menghindari daerah konflik serta menghubungi hotline KBRI “jika terjadi hal-hal yang membahayakan”.

 


Pemerintah Indonesia menyarankan evakuasi lewat darat ke negara tetangga, Republik Dominikana. Butuh waktu sekitar satu jam untuk menempuh jarak 63 kilometer menuju perbatasan Haiti dan Republik Dominikana. KBRI pun mendorong para WNI untuk keluar dari Haiti dan mencari pekerjaan di negara Karibia lainnya yang lebih aman.

REUTERS

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Nabiila Azzahra

Alumnus Fakultas Hukum Universitas Brawijaya ini menjadi reporter Tempo sejak 2023 dengan liputan isu internasional

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus