Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Komisaris Tinggi HAM PBB Volker Tuerk, pada Selasa, 30 April 2024, mengutarakan keprihatinannya atas tindakan kepolisian Amerika Serikat yang "tidak proporsional" dalam membubarkan aksi pro-Palestina di sejumlah universitas di negara itu. Tindakan yang diambil oleh pimpinan universitas dan penegak hukum untuk membatasi kebebasan berekspresi itu "perlu dicermati secara hati-hati" agar tidak melanggar "hak dan kebebasan orang lain".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Saya prihatin beberapa tindakan penegakan hukum di sejumlah universitas tampak tidak proporsional dalam bertindak,” kata Tuerk dalam pernyataannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang diorganisir para mahasiswa terus berlanjut di berbagai negara bagian dan universitas di Amerika Serikat. Dalam beberapa pekan terakhir, ribuan mahasiswa berunjuk rasa terhadap operasi militer Israel di Jalur Gaza, yang telah menyebabkan lebih dari 34.500 warga Palestina tewas dan sekitar 77.700 lainnya terluka.
Menurut Kantor HAM PBB, ratusan mahasiswa ditangkapi, namun untungnya banyak di antaranya telah dibebaskan, sementara yang lain masih menghadapi dakwaan atau sanksi akademis.
Dampak dari serangkaian larangan yang diberlakukan Israel dan perang Gaza, warga Gaza saat ini berada diujung tanduk kelaparan. Mereka kekurangan bahan makanan, air bersih, obat-obatan dan suplai bahan bakar. Jumlah truk pembawa bantuan kemanusiaan yang masuk Jalur Gaza jumlahnya masih tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga Palestina, khususnya di utara Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023. Praktik ini sama dengan melakukan kejahatan kemanusiaan sehingga perlu dimintai pertanggung jawaban dan dilawan karena bertentangan pula dengan putusan Mahkamah Internasional.
Sekitar dua juga warga Palestina telah kehilangan tempat tinggal di Gaza, yang sudah dalam pengepungan selama 17 tahun. Jalur Gaza dihuni oleh sekitar 2.3 juta jiwa yang sekarang hidup mereka dalam bencana.
Sumber: Sputnik | Antara
Pilihan editor: Benjamin Netanyahu Pastikan Tetap Ingin Serang Rafah
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini