Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock pada Jumat mengatakan akan memprioritaskan vaksinasi Covid-19 anak-anak di Inggris terlebih dahulu sebelum menyumbangkan dosis vaksin Covid-19 ke negara-negara lain di seluruh dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Regulator obat Inggris pada hari Jumat menyetujui vaksin Pfizer/BioNTech, untuk digunakan pada anak berusia 12-15 tahun, tetapi badan kesehatan dunia memperingatkan jika negara-negara kaya memprioritaskan anggota populasi mereka yang berisiko rendah daripada memperluas akses secara global, maka akan berisiko memunculkan bencana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tugas pertama saya sebagai menteri kesehatan untuk Inggris adalah untuk memastikan bahwa Inggris dilindungi dan aman," kata Hancock ketika ditanya apakah akan memprioritaskan vaksinasi remaja atau orang-orang yang lebih rentan secara global, dikutip dari Reuters, 5 Juni 2021.
"Meski, untungnya, anak-anak sangat jarang terkena dampak buruk COVID, tetapi mereka masih dapat menularkan penyakit, dan itu adalah tugas pertama saya," kata Hancock setelah pertemuan para menteri kesehatan G7 di Oxford, Inggris.
"Selain itu saya bekerja dengan rekan-rekan internasional saya untuk memastikan bahwa orang bisa mendapatkan akses ke vaksin di seluruh dunia," terang Hancock.
Hancock telah menjamu para menteri kesehatan dari negara-negara Kelompok G7 bertemu di Universitas Oxford, tempat vaksin Covid-19 AstraZeneca dikembangkan, menjelang pertemuan para pemimpin G7 minggu depan.
Para menteri menyetujui serangkaian standar baru untuk meningkatkan uji klinis, serta dukungan untuk sumbangan vaksin corona ketika keadaan domestik memungkinkan.
Presiden AS Joe Biden menguraikan rencana untuk membagikan 25 juta surplus vaksin Covid-19 secara global pada hari Kamis, sementara Prancis juga mengatakan akan menyumbangkan dosis ke Senegal.
Tetapi meskipun Inggris telah memberikan vaksin Covid-19 pertama kepada tiga perempat orang dewasa, dan sepenuhnya memvaksinasi setengah dari populasi orang dewasa, Hancock mengatakan Inggris belum dalam posisi untuk menyumbangkan vaksin.
Inggris telah memesan lebih dari 500 juta dosis vaksin Covid-19 untuk 67 juta penduduknya, yang sebagian besar adalah vaksin dua suntikan.
"Ketika Inggris memiliki dosis vaksin berlebih, maka, jika kami tidak membutuhkannya, kami akan memastikan vaksin itu tersedia untuk orang lain," kata Hancock.
"Tetapi saat ini kami tidak memiliki dosis berlebih, karena segera setelah dosis tersedia untuk Inggris, kami menyuntikkannya ke lengan orang-orang Inggris."
Joe Biden juga telah menyuarakan dukungan untuk pengabaian paten vaksin Covid-19 untuk meningkatkan produksi vaksin dan memungkinkan distribusi suntikan yang lebih adil, tetapi Inggris dan beberapa negara Eropa telah menyatakan keberatan.
Hancock mengatakan Inggris telah mengambil langkah besar dengan membuat dosis vaksin Oxford/AstraZeneca tersedia dengan biaya terjangkau, mengutip bagaimana setengah miliar dosis vaksin telah dikirimkan secara global.
"Yang benar adalah Anda tidak perlu pengabaian IP (Intellectual Property) untuk memberikan vaksin, tanpa biaya apapun untuk hak kekayaan intelektual, Anda hanya bisa mendapatkan dan melakukannya," kata Hancock.
"Kita tidak perlu mengubah aturan kekayaan intelektual karena itu adalah aturan penting untuk investasi masa depan dalam vaksin Covid-19 masa depan," ujar Matt Hancock.
REUTERS