Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Gaza - Pesawat Israel menebar herbisida, sejenis racun untuk merusak tanaman sayur dan buah, ke lahan pertanian warga Palestina di sebelah timur perbatasan negeri itu, 7 Januari 2016. Diperkirakan, lahan seluas 162 hektare milik petani Palestina hancur.
"Herbisida mengandung konsentrasi tinggi yang menempel di tanah, lalu tersapu air ke waduk irigasi. Ini membahayakan penduduk," kata Anwar Abu Assi, manajer laboratorium kimia di Kementerian Pertanian.
Kawasan yang disemprot herbisida, Assi menjelaskan, diakui sepihak milik Israel. Mereka menetapkan daerah tersebut sebagai "kawasan terlarang." Zona yang luasnya diperkirakan 17 persen memasuki teritorial Jalur Gaza adalah daerah pertanian vital di Gaza dan lahan yang subur untuk pertanian.
Yousef Shahih, 40 tahun, yang memiliki lahan pertanian di kawasan yang disemprot Israel pekan lalu, mengatakan, "Sasaran Israel adalah tangki air yang menyuplai ke lahan pertanian dan ladang di sekitar al-Faraheen, sebelah timur Khan Younis."
Menurut Shahih, biaya pembangunan tangki dan sistem tandon air di sana mencapai US$ 15 ribu atau sekitar Rp 208 juta. Dia menilai pemerintah kurang memberikan dukungan. "Tanpa dukungan pemerintah, kami tak sanggup membangun kembali sistem pengairan. Kami tidak memiliki air untuk irigasi. Saya rasa, kami bakal rugi pada musim ini."
Lahan pertanian ini berada di area melebar sekitar 5 kilometer sekaligus menjadi pertahanan pangan penting bagi warga Gaza. Beberapa bulan silam, serdadu Israel menembak mati sedikitnya 16 warga Palestina yang memasuki zona ini. Hampir semua korban tewas itu adalah para demonstran. Mereka ditembak oleh penembak jitu di dekat pagar pembatas.
Selanjutnya, korban berjatuhan di kalangan petani yang mendekati lahan pertanian. "Kami harus berhadapan dengan ancaman kehilangan nyawa saban hari demi mempertahankan lahan pertanian. Sekarang usaha kami sia-sia setelah Israel menebar racun," ujar Shahih sembari mencoba menanam bayam.
Dia banyak kehilangan tanamannya, antara lain bayam, kacang polong, dan kacang tanah. Apakah usaha bercocok tanam Shahih akan berhasil, masih belum bisa diketahui.
Sejumlah petani membenarkan tebaran toksin yang dilakukan Israel melalui pesawat terbang telah menghancurkan ladang mereka di dekat pagar pembatas wilayah. Racun kimia itu, kata mereka, terbawa angin ke dalam wilayah Gaza. Mereka juga takut material beracun itu berdampak pada lahan di sepanjang jalan.
Abu Assi menerangkan bahwa setiap herbisida atau pestisida memang dapat menyelamatkan pertanian. Namun, sebaliknya, jika memiliki kadar racun yang sangat tinggi, justru membahayakan lahan dalam waktu lama.
AL JAZEEERA | CHOIRUL AMINUDDIN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini