Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Jepang Dilanda Gelombang Panas, Pemerintah Izinkan Warganya Lepas Masker

Suhu musim panas di Jepang memecahkan rekor tertinggi dalam 147 tahun terakhir. Warga diizinkan melepaskan masker di luar ruangan.

1 Juli 2022 | 18.59 WIB

Kera Jepang di mata air panas Jigokudani di Nagano menjadi terkenal karena kunjungan musim dingin mereka ke spa. Yblieb/Wikipedia
Perbesar
Kera Jepang di mata air panas Jigokudani di Nagano menjadi terkenal karena kunjungan musim dingin mereka ke spa. Yblieb/Wikipedia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Jepang dilanda gelombang panas dengan suhu tertinggi dalam 147 tahun terakhir yang terjadi sejak Jumat pekan lalu. Pemerintah meminta warga mengurangi penggunaan listrik sebanyak mungkin, namun penggunaan AC tetap diizinkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Wilayah di sekitar Tokyo dilanda suhu di atas 35 Celcius selama tujuh hari berturut-turut. Sedangkan suhu di kota barat Nagoya diperkirakan akan mencapai 40 celcius. Suhu yang sedikit lebih dingin dan kemungkinan hujan kemungkinan terjadi pada Senin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pihak berwenang tidak mengeluarkan peringatan tentang kemungkinan krisis listrik untuk pertama kalinya minggu ini. Namun pasokan energi akan tetap ketat di tengah kenaikan harga sehingga Jepang berpikir untuk kembali menggunakan lebih banyak reaktor nuklir. Sejak bencana Fukushima pada Maret 2011, pembangkit listrik nuklir dihentikan.

Pemerintah memperingatkan kondisi berbahaya akan tetap ada. Selama musim panas di masa pandemi, pemerintah tetap memperingatkan warga agar menggunakan masker namun aturan dilonggarkan untuk di luar ruangan. Pemakaian masker di Jepang sangat populer bahkan sebelum pandemi.

"Karena meningkatkan risiko sengatan panas, tolong lepas masker Anda di luar Anda jauh dari orang lain dan tidak berbicara," kata Wakil Kepala Sekretaris Kabinet Seiji Kihara dalam konferensi pers.

Gelombang panas sering terjadi di Jepang. Tahun lalu, beberapa acara di Olimpiade Tokyo pada akhir Juli harus dijadwal ulang karena panas. Namun suhu pada Juni tahun ini belum pernah sepanas tahun-tahun sebelumnya sehingga membuat pihak berwenang tidak siap.

"Karena suhu mencapai rekor tertinggi, permintaan (listrik) meningkat sepanjang bulan Juni. Sementara kami belum sempat mengumpulkan sumber daya pasokan yang cukup," ujar seorang pejabat di Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industry (METI) mengatakan kepada wartawan pada Kamis.

Beberapa produsen mempersingkat jam kerja pada musim panas ini. Sejumlah perusahaan meminta pekerja untuk mematikan peralatan yang tidak digunakan awal pekan ini. Beberapa stasiun kereta api komuter juga mematikan eskalator, dan sebuah taman hiburan di Yokohama, mematikan lampu di kincir raksasa dan kereta gantung pada malam hari.

NDTV

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus