Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi pemerintah Jerman yang baru mengutarakan rencana untuk menarik 400 ribu tenaga kerja asing per tahun, yang memenuhi kualifikasi (punya keahlian). Langkah ini untuk mengatasi ketidakseimbangan demografis dan masalah kekurangan tenaga kerja di sektor-sektor penting, yang berisiko merusak pemulihan ekonomi Jerman dari pandemi Covid-19.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kekurangan tenaga kerja terlatih telah menjadi hal yang serius saat ini, yang secara dramatis memperlambat perekonomian kita,” kata Christian Duerr, Ketua anggota parlemen dari Partai Kebabasan Demokrat (FDP) dalam sebuah wawancara dengan majalah WirtschaftsWoche.
Mobil listrik Mercedes-Benz EQS mulai diproduksi di Pabrik Sindelfingen di Jerman, 12 Mei 2021. (Mercedes-Benz/Carscoops)
Menurutnya, Jerman hanya bisa mengatasi masalah angkatan kerja yang menua, dengan sebuah kebijakan imigrasi yang modern.
“Kita harus bisa mendatangkan 400 ribu tenaga kerja terlatih dari luar negeri dalam tempo secepatnya,” kata Duerr.
Kanselir Jerman Olaf Scholz dari Partai Sosial Demokrat, Duerr dari FDP dan para ahli lingkungan yang ada di Partai Hijau, sudah sepakat untuk menerbitkan sejumlah kebijakan contohnya membuat sebuah sistem tenaga kerja terlatih khusus dari luar Uni Eropa dan menaikkan upah minimum menjadi 12 euro per jam agar bekerja di Jerman menjadi lebih menarik.
Lembaga German Economic Institute memperkirakan tenaga kerja di Jerman akan berkurang hingga 300 ribu orang pada tahun ini menyusul semakin banyaknya pekerja yang masuk usia pensiun, dibanding angkatan muda yang masuk pasar tenaga kerja.
Kesenjangan diperkirakan akan semakin luas menjadi lebih dari 650 ribu orang pada 2029. Dengan begitu, Jerman bakal kekurangan tenaga kerja sampai 5 juta orang pada 2030. Angka tenaga kerja di Jerman saat ini tumbuh hampir 45 juta dibanding tahun lalu kendati situasi sedang pandemi Covid-19.
Sumber: Reuters
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.