Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi yang dilakukan University of Washington memprediksi kematian akibat Covid-19 di Malaysia akan mencapai 26.000 pada September berdasarkan pada pergerakan situasi saat ini, kata anggota Dewan Sains Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Prof Datuk Dr Adeeba Kamarulzaman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jumlah yang diperkirakan akan sebanding sembilan kali lipat dari jumlah kematian kumulatif saat ini, yang mencapai 2.993 hari ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Malay Mail, 3 Juni 2021, Kamarulzaman mengatakan penelitian yang dilakukan oleh Institute for Health Metric and Evaluation (IHME) dari University of Washington di Amerika Serikat, juga memperkirakan bahwa tingkat kematian harian akan mencapai 200 kasus menjelang akhir Agustus.
"Covid-19 akan menjadi penyebab kematian tertinggi kedua di Malaysia setelah serangan jantung," kata pakar penyakit menular itu dalam program televisi Sinar Harian.
Suasana Kuala Lumpur saat penerapan lockdown di Malaysia, 1 Juni 2021. Xinhua/Chong Voon Chung
Malaysia melaporkan 126 kematian akibat Covid-19 pada Rabu, jumlah korban harian tertinggi sejak awal pandemi, menurut laporan Reuters
Malaysia mengalami lonjakan kasus Covid-19, sebagian karena varian yang lebih menular, dan telah memberlakukan lockdown yang lebih ketat.
Laporan kematian terbaru adalah jumlah kematian virus corona tertinggi di Malaysia sejak 98 kematian diumumkan pada Sabtu, ketika rekor 9.020 kasus juga dilaporkan.
Pihak berwenang melaporkan 7.703 kasus baru pada hari Rabu. Sementara jumlah total infeksi mencapai 587.165, dengan kematian 2.993.
Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin pada Senin mengumumkan paket bantuan tambahan 40 miliar ringgit (Rp 138,8 triliun), menjelang lockdown total yang berlaku pekan ini.
MALAY MAIL | REUTERS