Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi akan mengunjungi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina yang telah dikuasai Rusia pada pekan depan untuk mendiskusikan isu-isu keamanan di fasilitas tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
IAEA dalam keterangannya menyebutkan bahwa Grossi akan mengadakan pembicaraan tingkat tinggi di Kyiv, Ukraina, pada Selasa 6 Februari 2024 sebelum mengunjungi PLTN tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Direktur Jenderal (Grossi) diperkirakan akan membahas dan berusaha membuat kemajuan mengenai sejumlah tantangan keselamatan dan keamanan nuklir saat ini di PLTN Zaporizhzhia, termasuk potensi risiko yang berkaitan dengan kegiatan pemeliharaan peralatan PLTN," kata IAEA.
IAEA juga menyebutkan bahwa Grossi juga akan mengangkat isu kepegawaian di PLTN Zaporizhzhia. Ini menyusul pengumuman baru dari pihak PLTN bahwa mulai Sabtu 3 Februari 2024, tidak ada staf yang dipekerjakan oleh operator nasional Ukraina, Energoatom, yang akan diizinkan berada di lokasi tersebut.
IAEA mengatakan bahwa staf yang bekerja di PLTN itu saat ini terdiri dari para mantan karyawan Energoatom yang telah mengadopsi kewarganegaraan Rusia dan menandatangani kontrak kerja dengan entitas pengoperasian Rusia, serta staf yang dikirim ke PLTN itu dari Rusia.
IAEA juga mengatakan bahwa tim ahlinya yang ditempatkan di PLTN Zaporizhzhia telah diberi tahu oleh pihak PLTN pada Kamis bahwa terdapat cukup personel bersertifikat di PLTN itu dan semua posisi telah terisi."
"Sangat penting bahwa PLTN tersebut memiliki staf berkualifikasi dan terampil yang dibutuhkannya demi keselamatan dan keamanan nuklir," ujar Grossi.
Dalam pernyataannya, IAEA mengatakan bahwa Grossi juga akan menekankan pentingnya akses yang tepat waktu bagi badan tersebut ke seluruh bagian PLTN yang relevan untuk keselamatan dan keamanan nuklir.
Pilihan Editor: IAEA Sebut Belasan Negara Mulai Produksi Listrik dari Nuklir
ANTARA