Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Klaim Keliru Ribuan Video tentang Penemuan Makam Nabi Zulkifli di Cina

Beredar video-video dengan klaim penemuan makam Nabi Zulkifli di Tembok Besar Cina.

15 Mei 2025 | 18.37 WIB

Klaim Keliru Ribuan Video tentang Penemuan Makam Nabi Zulkifli di Cina
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kanal YouTube Rajawali Nuhsantara mengunggah video pendek berdurasi delapan detik. Konten yang telah ditonton lebih dari 1.200 kali itu memperlihatkan tayangan sebuah makam berhiaskan kaligrafi di bawah Tembok Besar Cina. Dipublikasikan pada 29 April 2025, video tersebut memuat klaim tentang penemuan makam raksasa Nabi Zulkifli sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Akun Rajawali Nuhsantara tercatat mengunggah 59 video pendek. Jumlah konten itu menjadikan mereka sebagai kanal berbahasa Indonesia terbanyak yang mempublikasikan video penemuan makam Nabi Zulkifli. Menggunakan alat pengumpul data Octoparse dan perangkat analisis Julius pada 6 Mei 2025,  Tim Cek Fakta Tempo menemukan sedikitnya 1.529 video yang dipublikasikan hampir bersamaan dengan publikasi dari akun tersebut sepanjang bulan April 2025.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Keterangan: Hubungan kanal-kanal di Youtube yang membagikan konten dengan klaim penemuan makam Nabi Zulkifli di Tiongkok pada April 2025. (Julius.ai)

Selain Rajawali Nuhsantara, setidaknya ada 507 kanal Youtube berbahasa Indonesia dan 295 kanal berbahasa Inggris yang membagikan konten dengan klaim serupa sepanjang April 2025. Analisis jaringan menunjukkan keterkaitan kanal-kanal yang mengunggah video pada waktu yang sama. Puncaknya terjadi pada 21 April 2025 ketika Amerika Serikat dan Cina saling membalas narasi terkait dengan tarif dagang.

Tidak Ada Makam Nabi Zulkifli di Tembok Besar Cina

Tim Cek Fakta Tempo bekerja sama dengan pemeriksa fakta dari Fact Link di Taiwan, Summer Chen, untuk memverifikasi klaim ribuan video di YouTube. Menurut dia, cerita dalam video-video tersebut sepenuhnya fiksi karena tidak ada dalam kejadian nyata.

Melalui mesin pencari Baidu di Tiongkok, kata dia, tidak satu pun laporan berita terbaru dari media setempat mengenai temuan makam Nabi Zulkifli di Tembok Besar Cina. “Pencarian di otoritas arkeologi resmi di Cina, seperti Administrasi Warisan Budaya Nasional, juga tidak menunjukkan adanya siaran pers yang relevan,” kata Summer melalui pesan tertulis pada 25 April 2025.

Menurut Summer, dia juga telah menelusuri jurnal arkeologi yang diterbitkan oleh Institut Arkeologi, Akademi Ilmu Pengetahuan Sosial Cina. Namun tidak satu pun makalah merujuk temuan makam Nabi Zulkifli. Demikian juga, tidak ada laporan yang relevan mengenai situs itu di China National Knowledge Infrastructure (CNKI), basis data utama jurnal akademik Cina.

Tim Cek Fakta Tempo juga mewawancarai Xing Wei, pendiri China Fact Check, organisasi pemeriksa fakta independen di Tiongkok. Menurut dia, tidak ada penemuan “Makam Raksasa Nabi Muslim di bawah Tembok Besar” di Cina berdasarkan sumber-sumber kredibel yang dapat dirujuk. “Nama-nama tempat serta orang-orang yang disebutkan dalam video tidak ada dalam kenyataan,” kata dia melalui surat elektronik pada 25 April 2025.

Otoritas Cina telah mengumumkan 10 penemuan arkeologi utama pada 2024. Tak satu pun dari penemuan tersebut, kata Xing, membahas tentang makam raksasa.

Guru Besar Sejarah Peradaban Islam Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Asep Achmad Hidayat, mengatakan tidak ada literatur yang merujuk Zulkifli berdakwah hingga ke Cina atau berasal dari Cina. Klaim tentang penemuan makam Zulkifli seharusnya dapat dibuktikan secara ilmiah, baik itu melalui temuan arkeologis dan sumber-sumber tulisan yang mendukungnya. Kata Asep, konten video soal makam Nabi Zulkifli sangat spekulatif. “Mungkin supaya banyak yang datang ke sana,” kata penulis buku Sejarah Islam di Subkawasan Indochina ini.

Visual Daur Ulang dan Dibuat dengan Kecerdasan Buatan

Penemuan arkeologi terbaru terkait dengan Tembok Besar Cina sama sekali tak menyangkut situs makam kuno. Dikutip dari Euronews, para arkeolog menemukan bagian Tembok Besar China yang berasal dari akhir Dinasti Zhou Barat (1046 SM–771 SM) dan awal Periode Musim Semi dan Musim Gugur (770 SM–476 SM). Bagian itu diyakini sebagai fragmen tertua dari bangunan tersebut.

Penggalian yang dilakukan Institut Peninggalan Budaya dan Arkeologi Provinsi Shandong itu meliputi bangunan seluas 1.100 meter persegi di bagian utara Desa Guangli. Tembok Besar Qi, cikal bakal tembok Dinasti Ming yang terkenal, dibangun oleh Negara Qi selama periode negara-negara Berperang (475–221 SM). Tembok ini dibangun lebih dari satu milenium sebelum Tembok Ming, membentang sepanjang 600 kilometer di Shandong dan dibangun untuk melindungi negara dari invasi, khususnya dari Negara Chu.

Dikutip dari surat kabar Global Times milik pemerintah Tiongkok,  pemimpin proyek dari Institut Peninggalan Budaya dan Arkeologi Provinsi Shandong, Zhang Su, menjelaskan tim menemukan struktur tanah yang besar, jalan, lereng, fondasi tempat tinggal, parit dan lubang abu, serta dinding yang berasal dari berbagai fase pembangunan tembok. Tidak ada penemuan makam nabi yang disebut dalam artikel ini.

Selain itu, Dinasti Zhou Barat mewarisi beberapa aspek agama Shang, yaitu kepercayaan kepada Dewa Tertinggi (Shangdi ). Perkembangan Islam pada masa ini belum banyak diketahui. Dari sejumlah literatur, perkembangan Islam di Tiongkok lebih signifikan pada masa Dinasti Tang (618-907 M) dan Dinasti Song (960-1279 M). Pada masa ini,  Islam mulai menyebar melalui jalur perdagangan maritim dan diplomatik. 

Dengan latar belakang tersebut, kecil kemungkinan kaligrafi Islam ditulis di bagian Tembok Besar Cina dari masa Dinasti Chou sebagaimana penampakan dari ribuan video yang disebarkan dalam konten makam Nabi Zulkifli. Dari foto yang dipublikasikan Global Times, foto penemuan arkeologi Tembok Besar Cina masa Dinasti Zhou berbeda dengan klaim video soal makam Nabi Zulkifli.

Selain itu, sejumlah video memuat dua foto pintu terowongan yang diklaim sebagai lokasi makam Nabi Zulkifli di bawah Tembok Besar Cina. Namun, setelah dibandingkan dengan foto dari proyek restorasi Tembok Besar oleh Institut Arkeologi Beijing, terdapat perbedaan mencolok. 

Sejumlah video memuat dua foto pintu terowongan yang diklaim sebagai lokasi makam Nabi Zulkifli di bawah Tembok Besar Cina.

Menurut pemeriksa fakta dari Fact Link di Taiwan, Summer Chen, gerbang Tembok Besar Cina aslinya berbentuk lengkungan yang dibangun memakai batu bata berlapis-lapis. Struktur melengkung dicapai melalui penumpukan batu bata yang hati-hati, bukan dengan menggunakan lempengan batu besar seperti yang ditunjukkan dalam video palsu. Foto-foto restorasi dapat diakses di laman Baijiahao.

Foto-foto bagian bawah Tembok Cina yang diklaim sebagai lokasi makam Nabi Zulkifli.

Beberapa video tersebut di antaranya adalah daur ulang dari konten yang pernah dibuat oleh akun lain pada 2022. Video dari kanal SH Tube yang telah ditonton lebih dari 78 ribu kali, misalnya, diambil dari video-video milik akun @weipengkong di TikTok pada 20 Juni 2022. Akun Weipengkong menulis video-video yang ia unggah bagian dari penemuan arkeologi kuno di Cina. Dia tidak pernah menulis video-video tersebut adalah penemuan makam Nabi Zulkifli.

Tangkapan layar video-video dari akun Explore History @Welpengkong di TikTok yang diunggah pada 2022. Tidak satu pun video ditulis sebagai penemuan makam Nabi Zulkifli.

Tim Cek Fakta Tempo juga menemukan beberapa video animasi lain yang dibuat dengan kecerdasan buatan (AI). Contohnya, video dari akun @SpulJun yang mengunggah gambar-gambar Tembok Besar Cina, cahaya di dalam gua, dan nisan bertuliskan Zulkifli. Namun hasil analisa dari alat pendeteksi AI, Hive Moderation, menunjukkan 99,9 persen, video-video itu dibuat dengan kecerdasan buatan.

Akun lainnya milik @MrCeper, menampilkan sebuah peti batu yang dengan hiasan kaligrafi di bagian samping dan depan. Hasil analisa Hive Moderation menunjukkan, video tersebut 87,4 persen dibuat dengan kecerdasan buatan.

Memeriksa keaslian video dari akun Abot Story, Tim Cek Fakta Tempo meminta bantuan Deepfakes Analysis Unit (DAU) dari Misinformation Combat Alliance–aliansi lintas industri, perusahaan media, dan organisasi untuk memerangi disinformasi terbesar di India.

Mereka memverifikasi konten menggunakan alat deteksi gambar AI, WasitAI dan  IsitAI serta analisis visual. DAU menemukan video tersebut dipenuhi dengan citra generatif di semua bingkai video. Visual yang terlihat seperti lukisan cat minyak merupakan karakteristik citra AI.

Melalui detektor gambar Hive AI, DAU menemukan nilai “ai-generated” yang tinggi, khususnya pada nilai “pika”. Pika adalah platform yang paling mungkin untuk menghasilkan sebagian besar visual dalam bingkai video.

Selain gambar, DAU juga memeriksa audio menggunakan Deepfake-0-meter. Hasilnya, empat dari tujuh pengklasifikasi audio memberikan penilaian bahwa audio tersebut palsu.

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]



Ika Ningtyas

Koordinator Cek Fakta Tempo, anggota Pengawas SAFEnet, Majelis
Pertimbangan dan Legislasi AJI Indonesia, dan anggota KONDISI (Kelompok Kerja Anti Disinformasi Digital di Indonesia).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus