Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Malaysia bakal menggelar proyek mobil nasional 3.0 pada 2020. Menteri Pengembangan Pengusaha, Redzuan Yusof, mengatakan ini menjadi visi dari Perdana Menteri Mahathir Mohamad.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca:
Proyek mobnas ketiga ini diharapkan bisa membangkitkan industri otomotif nasional. “Kami mencoba membangkitkan dan menunmbuhkan industri otomotif nasional karena potensi pasarnya yang sangat besar,” kata Redzuan seperti dilansir Bernama dan dikutip Straits Times, Sabtu, 4 Agustus 2018.
Redzuan mengatakan ini saat peresmian akademi vokasi TOC Automotive Collegue.
Menurut Redzuan, industri manufaktur komponen otomotif sangat menjanjikan karena melibatkan sektor usaha kecil dan menengah.
Sebagian kritik mengatakan rencana pemerintah Malaysia untuk transportasi ini seharusnya diarahkan untuk pengembangan transportasi massal berbasis MRT dan LRT.
Interior All New Perodua Myvi. Model ini dikenal sebagai All New Daihatsu Sirion. Februari 2018. (perodua.com.my)
Mengenai proyek mobil nasional Malaysia, negeri jiran ini pertama kali menggelar proyek itu pada 1983 sebagai bagian dari ide Mahathir membangun industrialisasi ketika dia mulai menjabat sebagai PM.
Proyek ini menghasilkan Proton, yang sempat mendominasi mobil murah Malaysia hingga 1990 dengan pangsa pasar 74 persen.
Baca:
Belakangan popularitas Proton menurun dan hanya menguasai 14 persen pangsa pasar. Pada 2017, manufaktur otomotif dari Cina yaitu Zhejiang Geely Holding Group membeli 49,9 persen saham di Proton.
Proyek mobnas kedua Malaysia dinilai lebih sukses dengan menggandeng Daihatsu Motor Corp dari Jepang sebagai pemegang saham utama. Proyek ini menghasilkan mobil bermerek Perodua, yang menjadi mobil paling populer di pasar Malaysia saat ini.
Perodua Myvi atau Daihatsu Sirion di Malaysia. sumber: perodua.com.my
Mahathir lalu melontarkan ide proyek mobnas ketiga saat menghadiri sebuah konferensi di Jepang pada Juni 2018. Mahathir menggagas proyek mobnas dengan pasar global dan menggandeng industri mobil lewat kolaborasi dengan Thailand, Jepang, Cina dan Korea Selatan.
Menurut Redzuan, untuk mendukung proyek mobnas ketiga ini, pemerintah membutuhkan lebih banyak insinyur otomotif terlatih dan berbakat.
Seperti dilansir Free Malaysia Today, Redzuan mengatakan pemerintah bersedia memfasilitasi mahasiswa Malaysia yang ingin mengikuti pelatihan otomotif di Jepang. Saat ini, industri otomotif berkontribusi 4 persen untuk produk domestik bruto pada 2017. Menurut dia, pemerintah akan mengkaji ulang proyek mobnas Proton dan mempelajari masalah yang terjadi sehingga penjualan mobil kurang maksimal.