Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pakistan pada Sabtu, 20 Juli 2024, membentuk komite untuk mengidentifikasi perusahaan-perusahaan agar memboikot Israel. Langkah ini sebagai bentuk dukungan serius ke Gaza.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Sebuah komite telah dibentuk untuk mengidentifikasi perusahaan-perusahaan dan produk-produk di Pakistan yang mungkin secara langsung atau tidak langsung bersekongkol dengan Israel atau pihak lain yang melakukan kejahatan pada warga Palestina,” kata Rana Sanaullah, penasehat bidang politik Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Langkah boikot ini dilakukan setelah tercipta sebuah kesepakatan antara Islamabad dan partai politik sayap kanan Tehreek-i-Labbaik Pakistan (TLP). Untuk meloloskan kesepakatan ini, TLP sampai melakukan aksi duduk di Kota Rawalpindi dekat Ibu Kota Islamabad, yang berakhir pada Jumat malam, 19 Juli 2024, atau setelah kesepakatan diumumkan. Kesepakatan itu menuntut otoritas di Pakistan menyediakan bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina dan memboikot seluruh produk-produk yang mendukung Israel
Islamabad mendesak dunia internasional agar memasukkan nama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam daftar teroris, di mana Pakistan telah menganggapnya seperti itu. “Pakistan akan menggunakan seluruh kemungkinan untuk membantu warga Palestina dan mengutuk Israel sebagai negara teroris,” kata Sanaullah.
TLP dan Pemerintah Pakistan sudah sepakat untuk mempercepat upaya pemberian seribu ton bantuan kemanusiaan pada warga Palestina di Gaza, termasuk memberikan makanan, obat-obatan dan barang keperluan lainnya. Sanaullah pun menyerukan pada dunia internasional, khususnya umat Muslim dunia, agar menyeret Netanyahu ke meja hijau untuk menuntut pertanggung jawabannya.
Hampir 38.800 warga Palestina, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas sejak serangan 7 Oktober 2023. Lebih dari 89.100 orang lainnya luka-luka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Lebih dari sembilan bulan perang Gaza, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan terhadap akses makanan, air bersih, dan obat-obatan. Mahkamah Internasional memutuskan Israel melakukan genosida dan memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, di mana lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum mereka diserang pada 6 Mei 2024.
Sumber: middleeastmonitor.com
Pilihan editor: Yordania Mengecam Israel yang Anggap UNRWA Organisasi Teroris
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini