Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Parlemen AS: Tidak Ada Perang dengan Iran Tanpa Seizin Kongres

Demokrat dan Republik di parlemen meminta penjelasan yang lebih jernih tentang pernyataan dan langkah yang diambil pemerintahan Trump terhadap Iran.

17 Mei 2019 | 08.05 WIB

Sebuah pesawat pembom B-52H Stratofortress yang ditugaskan ke Skadron Bom Ekspedisi ke-20 mendarat di Pangkalan Udara Al Udeid, Qatar, 8 Mei. Satuan Tugas Bomber dikerahkan ke Komando Pusat AS untuk mempertahankan pasukan dan kepentingan Amerika di wilayah tersebut. (Staf Sersan Ashley Gardner / US Air Force / Military Times)
Perbesar
Sebuah pesawat pembom B-52H Stratofortress yang ditugaskan ke Skadron Bom Ekspedisi ke-20 mendarat di Pangkalan Udara Al Udeid, Qatar, 8 Mei. Satuan Tugas Bomber dikerahkan ke Komando Pusat AS untuk mempertahankan pasukan dan kepentingan Amerika di wilayah tersebut. (Staf Sersan Ashley Gardner / US Air Force / Military Times)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua parlemen Amerika Serikat, Nancy Pelosi memperingatkan Gedung Putih bahwa AS  tidak dapat berperang dengan Iran tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan Kongres.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Tidak ada pernyataan perang tanpa sepengetahuan Kongres," kata Pelosi kepada wartawan, seperti dikutip dari CNN, Kamis, 16 Mei 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baik Demokrat dan Republik meminta Gedung Putih untuk kembali membuka saluran diplomatik dengan Iran, mengurangi pernyataan retorika dan mempertimbangkan kembali strategi terhadap Iran yang membuat eskalasi ketegangan meningkat tajam antara Washington dan Teheran.

Pernyataan Pelosi ini merespons pertemuan pemerintah dengan pemimpin Senat dan House dari kedua partai, Demokrat dan Republik kemarin 16 Mei 2019.

Demokrat dan Republik di parlemen prihatin dan meminta penjelasan yang lebih jernih tentang pernyataan dan langkah yang diambil pemerintahan Trump terhadap Iran.

Demokrat meminta pertemuan digelar setelah Penasehat Keamanan Naisonal John Bolton memerintahkan pembaruan rencana pengiriman 120 ribu tentara AS ke Timur Tengah begitu Iran menyerang pasukan AS atau meningkatkan aktivitas nuklir negara itu.

"120 ribu pasukan atau sejumlah besar pasukan, harus disetujui oleh Kongres. Ini tentunya harus dibicarakan dengan Kongres," kata Chuck Schumer, pemimpin Minoritas di Senat, Rabu, 15 Mei.

"Presiden harus membuat strategi dan menjelaskannya kepada Konges. Presiden Trump, apa strategi Anda? Ke mana Anda pergi dan mengapa Anda tidak berbicara dengan Kongres tentang hal itu?" ujar Schumer.

Senator Republik dari Kansas, Jerry Moran setelah bertemu direktur CIA dan NSA membahas ancaman global, mengatakan masih banyak hal yang perl diketahui sebelum membuat keputusan tentang kemungkinan pengiriman militer ke Iran.

Presiden Iran Hassan Rouhani saat berbicara dengan Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Khamenei meminta rakyat bersatu menghadapi tekanan psikologi dari AS. Rouhani juga meminta AS untuk kembali ke jalur yang benar.

Meski sejumlah pejabat AS menegaskan AS tidak menginginkan perang dengan Iran, namun kemungkinan untuk itu tidak ditiadakan.

Mengenai penarikan beberapa personil kedutaan AS dari Irak menghadapi ancaman perang dengan Iran, Senator dar Arkansas, Tom Cotton mengatakan, keputusan itu sebagai tindakan pencegahan yang diperlukan.

Menurutnya, penarikan staf dari kedutaan AS di Irak juga untuk mengatasi perbedaan penilaian atas ancaman Iran antara AS dan Inggris. Sebab Inggris berpendapat tidak ada perubahan level ancaman dari Iran.

Senator New Jersey, Robert Mennendez yang membidangi Komite Hubungan Luar Negeri mengatakan, ketiadaan informasi membahayakan dalam membuat keputusan luar negeri dan keputusan keamanan nasional terhadap Iran

 

 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus