Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha melunak menghadapi demonstrasi penentang pemerintahannya. Meski aksi unjuk rasa terus meluas hingga ke seluruh negeri, ia hanya menyampaikan agar kegiatan itu dilakukan sesuai aturan yang berlaku.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal tersebut kontras dengan pernyataannya pekan lalu. Jumat pekan lalu, ia mengancam akan menindak keras para demnstran apabil tidak berhenti berunjuk rasa sebagaimana sudah diatur dalam dekrit darurat. Ia pun memastikan tidak akan berubah pikiran dan mundur seperti desakan warga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pemerintah bersedia mendengarkan masalah semua orang dan terus menyelesaikan masalah di semua bidang," ujar juru bicara pemerintah, Anucha Burapachaisri, dikutip dari Bangkok Post, Senin, 19 Oktober 2020.
Sebelumnya, Prayuth Chan-ocha mendapat kecaman setelah polisi menggunakan cara-cara kekerasan untuk membubarkan demonstran seperti menembakkan meriam air di persimpangan Pathumwan, Jumat pekan lalu. Peristiwa itu memicu gelombang protes di Bangkok dan provinsi lain.
Diketahui protes meletus di sekitar 20 lokasi luar Bangkok pada Ahad kemarin. Titik-titik yang menjadi pusat aksi di antaranya The Victory Monument dan persimpangan Asok.
Demonstrasi besar juga terjadi di luar pusat perbelanjaan Future Park di daerah Rangsit, Provinsi Pathum Thani dan Central Plaza WestGate di distrik Bang Yai, Provinsi Nonthaburi. Seribu orang dilaporkan terlibat dalam aksi yang berakhir pukul 8 malam waktu setempat itu.
Sementara itu, di Provinsi Nakhon Ratchasima, mahasiswa yang diperkirakan berjumlah 600 orang berkumpul di Universitas Teknologi Rajamangala Isan. Di sana, mereka menuntut perdana menteri dan para senator yang dipilih sendiri oleh junta mengundurkan diri. Di Khon Kaen, ratusan mahasiswa berkumpul di luar Khon Kaen Witthayon menuntut semua aktivis dibebaskan.
Sekitar seribu mahasiswa dilaporkan menghadiri rapat umum di Universitas Chiang Mai pada Ahad kemarin. Seorang orator mengatakan bahwa mahasiswa bakal memblokir Jalan Huay Kaew dari pintu masuk universitas ke pusat perbelanjaan Maya di persimpangan Rin Kham jika para aktivis yang sebelumnya ditangkap di Bangkok tidak dibebaskan pada Selasa besok.
AHMAD FAIZ | BANGKOK POST
https://www.bangkokpost.com/thailand/politics/2004115/Prayuth-softens-tone-as-rallies-spread-nationwide