Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Perkenalkan 'Senjata Kapal Selam', Houthi Bersumpah Akan Tingkatkan Serangan

Kelompok Houthi di Yaman akan meningkatkan serangan mereka terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan memperkenalkan "senjata kapal selam".

23 Februari 2024 | 02.15 WIB

Pengikut Houthi mengibarkan bendera Palestina selama parade solidaritas dengan Palestina di Jalur Gaza dan untuk menunjukkan dukungan terhadap serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden, di Sanaa, Yaman 29 Januari 2024. REUTERS/Khaled Abdullah
Perbesar
Pengikut Houthi mengibarkan bendera Palestina selama parade solidaritas dengan Palestina di Jalur Gaza dan untuk menunjukkan dukungan terhadap serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden, di Sanaa, Yaman 29 Januari 2024. REUTERS/Khaled Abdullah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok Houthi di Yaman yang bersekutu dengan Iran akan meningkatkan serangan mereka terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan perairan lainnya dan telah memperkenalkan "senjata kapal selam", sebagai bentuk solidaritas yang berkelanjutan terhadap warga Palestina dalam perang Gaza, kata pemimpin kelompok tersebut pada Kamis, 22 Februari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Militan Houthi telah melancarkan serangan drone dan rudal berulang kali di Laut Merah, Selat Bab al-Mandab dan Teluk Aden sejak November untuk mendukung warga Palestina, ketika perang Israel Hamas berlanjut dan jumlah korban tewas di Gaza mencapai hampir 30.000 orang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Operasi di Laut Merah dan Laut Arab, Selat Bab al-Mandab, dan Teluk Aden terus berlanjut, meningkat, dan efektif," tambah Abdul Malik al-Houthi dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi. Dia tidak memberikan rincian tentang senjata kapal selam tersebut.

Serangan kelompok ini mengganggu rute yang menyumbang sekitar 12% dari lalu lintas maritim global dan memaksa perusahaan-perusahaan untuk mengambil rute yang lebih panjang dan lebih mahal di sekitar Afrika.

Pidato pemimpin Houthi tersebut disampaikan pada hari yang sama ketika Houthi mengirimkan pemberitahuan resmi kepada para pemilik kapal dan perusahaan asuransi mengenai apa yang mereka sebut sebagai larangan bagi kapal-kapal yang memiliki hubungan dengan Israel, Amerika Serikat, dan Inggris untuk berlayar di lautan sekitar, yang bertujuan untuk memperkuat kampanye militer mereka untuk mendukung Palestina.

Komunikasi Houthi, yang pertama kepada industri perkapalan yang menguraikan larangan tersebut, datang dalam bentuk dua pemberitahuan dari Pusat Koordinasi Operasi Kemanusiaan yang baru saja dijuluki Houthi, yang dikirim ke perusahaan asuransi dan perusahaan pelayaran.

Kapal-kapal yang seluruhnya atau sebagian dimiliki oleh individu atau entitas Israel dan kapal berbendera Israel, atau dimiliki oleh individu atau entitas Amerika Serikat atau Inggris, atau berlayar di bawah bendera mereka, dilarang melintas di Laut Merah, Teluk Aden, dan Laut Arab, demikian bunyi pengumuman Kamis.

"Pusat Operasi Kemanusiaan didirikan di Sanaa untuk mengkoordinasikan perjalanan yang aman dan damai bagi kapal-kapal dan kapal-kapal yang tidak memiliki hubungan dengan Israel," kata seorang pejabat senior Houthi kepada Reuters, Kamis.

 

Risiko Harga

Serangan-serangan tersebut telah mengganggu perdagangan global dan mengatur ulang tarif pengiriman ke tingkat yang lebih tinggi. Sumber pelayaran dan asuransi pada Kamis mengatakan tidak ada perubahan tarif sejak dikeluarkannya peringatan tersebut.

“Houthi telah menargetkan pelayaran yang memiliki hubungan tersebut (ke kepentingan komersial Israel, AS, dan Inggris) dan sudah ada peningkatan kewaspadaan dalam hal pelayaran,” kata salah satu sumber pelayaran.

Pemimpin militan al-Houthi mengatakan serangan tersebut mencerminkan peningkatan operasi militer Israel di Jalur Gaza, dan bahwa serangan balasan dari koalisi AS-Inggris telah gagal menghentikan operasinya.

Sebelumnya, Kamis, dua rudal membakar sebuah kapal sekitar 70 mil laut tenggara Aden, Yaman, kata badan Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO). Kapal dan awaknya dilaporkan selamat dan melanjutkan perjalanan ke pelabuhan berikutnya, katanya dalam info pembaruan selanjutnya.

Kapal berbendera Palau milik Inggris, Islander, sedang dalam perjalanan ke Mesir dari Thailand, menurut perusahaan keamanan maritim Inggris Ambrey dan data pelacakan kapal.

Tidak ada kapal yang tenggelam atau awaknya tewas, namun terdapat kekhawatiran mengenai nasib kapal kargo Rubymar yang ditabrak pada 18 Februari dan awaknya dievakuasi.

Kelompok Houthi mengatakan Rubymar berisiko tenggelam namun pejabat pertahanan AS mengatakan kapal itu tetap mengapung.

Rubymar "diam di dalam air," kata Ambrey. “Penyelamatan dilaporkan telah dilakukan (kemarin), namun dibatalkan,” kata perusahaan itu, seraya menambahkan bahwa peringatan navigasi untuk kapal-kapal di dekatnya sudah diberlakukan.

Opsi untuk kapal yang masih terapung sedang dipertimbangkan, kata perusahaan keamanan kapal ISS-SAPU kepada Reuters pada Kamis. ISS-SAPU terlibat dalam membantu upaya penyelamatan awak kapal.

Sebelumnya pada Kamis, militer Israel juga mengatakan pihaknya mencegat sasaran di wilayah Laut Merah setelah sirene peringatan adanya roket dan rudal terdengar di kota selatan Eilat.

REUTERS

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus