Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria ditangkap karena diduga mengambil foto pasukan polisi elit Hong Kong yang melakukan operasi pengendalian kerusuhan di Tsim Sha Tsui pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pria berusia 43 tahun itu ditangkap pada Jumat di Kwun Tong karena dicurigai menghalangi petugas polisi ketika bertugas, menurut Kepolisian Hong Kong, seperti dikutip dari South China Morning Post, 24 November 2019. Dia dituduh menggunakan ponsel untuk merekam para petugas ketika beroperasi pada hari Minggu di Museum Sejarah Hong Kong, dekat Universitas Politeknik (PolyU), serta mengunggah gambar itu di media sosial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kampus di Chatham Road South di Tsim Sha Tsui adalah tempat bentrokan sengit antara pendemo radikal dan polisi.
Sumber kepolisian mengkonfirmasi bahwa petugas yang terlibat berasal dari pasukan elit Unit Tugas Khusus (Special Duties Unit/SDU) atau yang disebut Flying Tigers. Tersangka sendiri diidentifikasi sebagai karyawan kontrak museum. Pelanggaran tersebut dijatuhi hukuman maksimal dua tahun penjara.
SDU melakukan demonstrasi pada acara di Akademi Kepolisian Hong Kong.[Dickson Lee/South China Morning Post]
Pada hari Minggu, polisi anti huru hara mengepung kampus PolyU, benteng terakhir pengunjuk rasa, yang telah mengganggu arteri lalu lintas dan melumpuhkan Cross-Harbour Tunnel terdekat.
Pada Sabtu pekan ini, sebagian besar pendemo radikal telah meninggalkan kampus dan polisi menangkap ratusan orang di pos-pos pemeriksaan di luar universitas.
Hong Kong telah dicengkeram oleh lebih dari lima bulan kerusuhan sosial, dipicu oleh RUU ekstradisi yang sekarang ditarik yang akan memungkinkan transfer buronan ke yurisdiksi Hong Kong yang tidak memiliki perjanjian seperti itu, termasuk Cina daratan. Namun tuntutan pendemo Hong Kong meluas dan menjadi demonstrasi antipemerintah, serta menuntut investigasi kekerasan yang dilakukan Kepolisian Hong Kong.