Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut petani masuk kategori warga Rusia yang wajib militer untuk operasi ke Ukraina. Diwajibkannya petani mengikuti mobilisasi militer ini meningkatkan risiko untuk panen Rusia pada 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketika rapat dengan pejabat Rusia pada Rabu, 28 September 2022, Putin mengungkap rencana untuk mendiskusikan wajib militer bagi petani dengan semua kepala daerah dan pihak yang berkepentingan mengenai masalah ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sebagai bagian dari mobilisasi parsial, pekerja pertanian juga sedang direkrut. Keluarga mereka harus didukung. Saya meminta Anda untuk memberi perhatian khusus pada masalah ini," kata Putin dalam pertemuan yang disiarkan televisi.
Rusia adalah pengekspor gandum terbesar di dunia. Beberapa wilayah yang berbatasan dengan Ukraina di bagian selatan dan tengah Rusia, seperti wilayah Kursk, merupakan produsen biji-bijian utama.
Musim gugur biasanya merupakan musim yang sibuk bagi para petani Rusia karena mereka harus menabur gandum musim dingin untuk panen tahun depan. Mereka juga harus bersiap untuk memanen kedelai dan biji bunga matahari.
Penaburan gandum musim dingin telah tertunda secara signifikan oleh hujan. Minimnya petani yang tersedia dikhawatirkan menggagalkan panen tahun depan.
Terlepas dari risiko yang ada, dalam pertemuan dengan para pejabat itu, Putin menyatakan bahwa Rusia berada di jalur yang tepat untuk memanen tanaman biji-bijian dengan rekor 150 juta ton, termasuk 100 juta ton gandum pada 2022.
Sebelumnya pada Rabu, 21 September 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan mobilisasi militer untuk menghadapi perang Ukraina. Putin memperingatkan negara-negara Barat kalau dia tidak hanya menggertak dan siap menggunakan senjata nuklir demi membela Rusia.
Menindaklanjuti kebijakan Presiden Putin, secara terpisah, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada Rabu, 21 September 2022, mengumumkan Rusia tengah menargetkan 300 ribu pasukan cadangan untuk mendukung agresi militernya di Ukraina.
Pemanggilan sekitar 300.000 tentara cadangan telah menyebabkan protes berkelanjutan pertama di Rusia sejak invasi ke Ukraina dimulai. Kelompok pemantau memperkirakan setidaknya 2.000 orang ditangkap. Semua kritik publik terhadap "operasi militer khusus" Rusia dilarang.
Penerbangan dari Rusia telah terjual habis dan ratusan mobil terlibat kemacetan parah di pos pemeriksaan perbatasan, Selasa, 27 September 2022. Terjadi antrian 48 jam di satu-satunya perbatasan ke Georgia, tetangga pro-Barat yang memungkinkan warga Rusia masuk tanpa visa.
REUTERS